Sementara itu masih banyak sektor yang fasilitasnya belum terlalu memperhatikan keberadaan difabel, diantaranya; fasilitas kesehatan seperti ketersediaan ramp, guiding block, toilet akses, loket akses, bahasa isyarat, running text, dan holder; fasilitas pendidikan seperti bangunan ramah difabel dan Bahan ajar/buku teks dalam bentuk huruf Braille, audio CD, dan alat peraga visual; fasilitas olahraga ramah difabel dan fasilitas publik lainnya.
Lebih lanjut, laporan ini dinilai sebagai bentuk keterlibatan PerDIK dalam rangka mewujudkan Kota Makassar ramah difabel, juga sebagai bentuk rekomendasi kepada pengampu kebijakan agar lebih memperhatikan kehadiran penyandang disabilitas dalam setiap pengambilan kebijakan yang berdampak kepada mereka. Agar kedepannya Kota Makassar menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi semua kelompok masyarakat.
"Penyandang Disabilitas di Kota Makassar cukup banyak jumlahnya dan sebagian besar hidup dalam kemiskinan, termarjinalisasi, sulit mengakses layanan publik dan terhalang partisipasinya dalam berkontribusi dalam pembangunan. Oleh karena itu, guna memandu Pemerintah Kota Makassar membangun kota menuju kota inklusif, kami dari koalisi Organisasi Peduli Disabilitas mengusulkan sejumlah pemikiran untuk memenuhi target pembangunan berperspektif disabilitas melalui pengambaran bidang pembangunan dan kebutuhan difabel di setiap bidang tersebut," tegas PerDIK.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H