Saya terdiam, karena seolah Bang Idang tahu kelemahan saya. Padahal saya belum cerita soal ini pada Bang Idang. Mungkin kearifan sebagai orang tua membuat dia bisa membaca persoalan anak-anak muda seperti saya.
"Tulis saja apa yang kamu pikirkan, ingat..., tidak ada yang bisa menghukum imajinasimu itu," lanjutnya. Saya tentu saja bersemangat mendengar petuah Bang Idang itu.
"Tapi kamu juga harus ingat, apa yang kamu tulis itu akan berpengaruh pada pembaca, jadi hati-hati dalam menulis, tulis yang bermanfaat," lanjut Bang Idang.
Malam semakin larut, kami ingin berlama-lama mendengar cerita-cerita dari musisi terkenal itu. Tapi waktu membatasi kami. Terima kasih Bang Idang, atas cerita-ceritanya! (asm)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H