Bias-bias seperti ini kita pertontonkan secara langsung ke peserta didik setiap waktu. Seakan konsep menguasai pertarungan mental serta memenangkan reputasi di tempat kerja merupakan hal yang wajar.
Singkatnya, institusi pendidikan fokus menargetkan kehidupan profesional namun menampik pentingnya menerima diri sendiri, kehidupan berkeluarga, dan bermasyarakat.
Selama ini peserta didik dipandang hanya sebagai data lewat manifestasi rasio antara tingkat kelulusan dan serapan dunia kerja yang fungsinya tidak lain untuk menarik minat calon peserta didik berikutnya.
Manajemen pendidikan sepertinya terlalu bertumpu pada data untuk menjustifikasi keberadaannya. Di masa ketika institusi pendidikan mulai dipertanyakan perannya seperti sekarang ini, ide-ide untuk merombak tatanan di institusi pendidikan semakin gencar digaungkan.Â
Beberapa kebijakan Mendikbud Nadiem saja banyak yang dibuat terhenyak. Padahal diskusi ide dan konsep di dunia pendidikan merupakan hal yang biasa.
Dalam bingkai persaingan di dunia akademis, di mana institusi pendidikan saling berebut calon peserta didik baru, staf dan tenaga pendidik didoktrin sedemikian rupa untuk membentuk suasana lingkungan belajar yang berorientasi fenomena pasar.
Di ruang kelas, kita menanamkan doktrin pada peserta didik kita bahwa begitu mereka meninggalkan sekolah/ kampus maka selain mereka adalah musuh yang mesti disingkirkan untuk sebuah posisi tertentu.
Mengapa kita tidak mencoba mengembangkan potensi kemanusiaan mereka lewat bangunan persahabatan antar sejawat? Toh, selain mengembangkan potensi individu, mereka juga mampu mengembangkan kemampuan bekerja sama dengan saling menemukan ketertarikan atau minat yang bisa didukung ke tahap profesional.
Sehingga alih-alih tunduk pada sistem pasar kerja yang justru merawat sisi kompetitif yang menghalalkan segala cara untuk menjadi pemenang, mereka justru mampu saling menemukan satu sama lain, membangun kepercayaan dan kerjasama.
Itu sekaligus mendefinisikan kerja serta profesi mereka sendiri. Sebab setiap revolusi industri akan meredefinisi peran & karakter individu sekaligus merekayasa pola hidup dan interaksi masyarakatnya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!