Konsep Agroekology ini mengharuskan perputaran ekonomi pertanian tertutup yakni dalam lingkaran petani yang terbebas dari cengkraman perusahaan agrobisnis. Agroekology ini juga menghendaki transformasi pertanian skala besar menjadi pertanian skala rumah tangga milik keluarga tani. Teknis budidaya pertanian jauh dari tindakan destruktif dan tenaga kerja yang boros. Petani sebagai pengolah tanah mendapat pupuk dari menjaga dan memanen jasa kesetimbangan ekologis dan mengembalikan sisa tanaman (residu crops), menghargai dan berteman baik dengan mikroorgnisme tanah, menangkarkan benih sendiri dan mengatasi hama dengan pengenadalian hama terpadu (Integrated Pest Management).
Agroekologi juga diyakini sebagai jalan pembebasan petani dari korporasi ekonomi perusahaan multinasional. Tak Pelak, bila petani sudah memiliki kuasa terhadap benih, air dan tanah tentu ekonomi petani akan meningkat dan system social masyarakat pedesaan yang tergusur akan terbangun kembali dengan baik. Inilah tatanan pertanian baru yang harus kita dorong bersama
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H