Mohon tunggu...
Sensei Azuka
Sensei Azuka Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Universitas Airlangga\r\nSastra Inggris 2011\r\n\r\nLove Go Green\r\n

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Game Perusak Hidupku

22 Maret 2012   09:02 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:37 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku ingin menceritakan tentang kehidupanku yang berubah 180 derajat karena game ini Point Blank Itulah game yang membuat hidupku benar-benar berubah. Waktu SMA kelas 2 aku di ajak oleh teman ke sebuah warnet dengan alasan untuk mencari tugas. Setelah sampai di warnet itu aku bertanya " Kok warnet tempatnya buat maen game kayak gini? " temanku menjawab " Ini lho yang namanya Point Blank itu, kamu kan sudah pernah maen CS jadi ini sama kayak CS " Temanku pun mulai menawariku bermain hingga 2 jam di warnet itu. Lalu dia berkata " pangkatmu masih kecil jadi belum bisa beli senjata yang bagus-bagus makanya maen terus biar cepet naik pangkat ". Semenjak itu aku selalu menyisihkan uang saku sekolahku untuk bermain game, mungkin dalam 1 atau 2 hari masih belum terasa efeknya tetapi di hari ke 4 aku naik pangkat dan mulai sejak itu aku selalu pulang telat karena menyempatkan bermain game terlebih dahulu. Bahkan aku sering dimarahi karena selalu minta izin keluar tiap malam untuk pergi ke warnet. Bulan demi bulan berlalu, aku pun semakin ketagihan dengan asiknya game itu sampai terkadang aku berbohong pada guru untuk pulang mendahului agar tidak ikut pelajaran tambahan ( PIB = Program Intensif Belajar ) dengan berbagai alasan yang penting bisa pulang dan cepat main di warnet. Menginjak kelas 3 adalah puncak-puncaknya aku suka terhadap game ini, aku selalu membeli cash yang bernama G-Cash dengan harga 10.000 mendapat 1000 point. Itu berlangsung sampai aku tidak sadar sudah menghabiskan sekitar 1 juta rupiah hanya untuk game itu. Beberapa bulan sebelum UN aku masih menyempatkan membeli G-Cash sebesar 500 ribu rupiah agar nanti bisa aku gunakan setelah UN berakhir. Beberapa minggu sebelum UN, aku mencoba berhenti akan ketagihan game ini walaupun di hati terus memiliki dorongan untuk bermain game ini lagi. Hari terakhir setelah mapel UN terakhir aku langsung tancap gas menuju warnet karena sudah sangat ingin memainkan game ini lagi dan ingin naik pangkat lagi. Efek buruk pun mulai menyerangku, di awali dengan mataku minus, aku menjadi cepat mengantuk dan lelah karena terlalu banyak menghadap layar komputer. Disaat ujian SNMPTN pun aku juga kurang berkonsentrasi karena selalu kepikiran akan game ini. SNMPTN pun gagal lalu aku mencoba jalur tes lain yaitu PENS ITS dan akhirnya gagal juga. Beberapa hari setelah itu aku memutuskan untuk berhenti sementara dan belajar dulu untuk mencari universitas dimana aku akan kuliah nantinya Universitas Airlangga, itulah saran dari Ibuku. Aku pun malas karena yang ada di pikiranku hanyalah PB, PB, dan PB. Tapi Ibuku memberiku nasehat dengan tulus agar aku mau membuktikan bahwa aku bisa membahagiakan orang tuaku dengan bisa di terima di Universitas Airlangga bukan dengan Game. Akhirnya aku memutuskan untuk tidak bermain selama 3 minggu, aku pun bisa menjalaninya hingga akhirnya pengumuman keluar dan aku di terima di Universitas Airlangga jurusan Sastra Inggris. Tetapi seperti waktu itu, setelah pengumuman aku langsung bermain berjam-jam di warnet. 2 bulan berlalu. Aku sekarang tinggal di kost tepatnya di Ngagel Dadi. Di kost aku bukan bertambah mandiri dan menjadi baik malah aku benar-benar gila dengan bermain game ini karena tidak ada yang melarang aku ketika aku di kost. Di kost semua uang yang diberi oleh orang tua selalu aku belikan cash untuk game ini hingga sekarang setelah aku hitung sudah mencapai 3 juta rupiah. Dan juga waktu itu aku mengikuti event terbesar di Surabaya tepatnya di Jatim International Expo, event itu adalah PBNC ( Point Blank National Championship ). Walaupun kalah tapi aku tetap merasa bangga dan senang. Setelah itu aku mulai tambah gila dengan game ini karena aku mempunyai tekad besar untuk menang. Aku pun sampai tidak peduli dengan kuliahku sendiri. Semester 1 aku kuliah, aku tidak pernah belajar hingga UAS pun tidak belajar tapi alhamdulillah aku mendapat IP yang memuaskan. Di semester 2 ini hidupku benar-benar kacau karena game ini, aku selalu kekurangan dana untuk kuliahku dan juga makan di kost. Aku mencoba untuk tidak bermain sehari atau dua hari minimal berusaha untuk meminimalisir pengeluaran uang. Aku pun bisa menjalaninya hingga aku pernah 1 minggu full tidak maen. Setelah itu di kampus beberapa temanku seperti Nadia, Gita, Lia, Brian, Kartika dll memberiku support agar aku berhenti kecanduan game itu. Di suatu malam aku berjanji pada diriku sendiri " Setelah Event PBNC 4th aku harus fokus kuliah dan harus benar-benar berhenti bermain game ini ". Dan mulai sekarang pun aku juga mulai berusaha untuk menjauhi game ini Well, itu adalah cerita kehidupanku yang rusak karena kecanduan Game Saya minta doa dan support dari para pembaca agar saya bisa berhenti untuk memainkan game ini. Saran dan nasehat juga sangat saya butuhkan Terima Kasih sudah membaca :) Salam hangat, Azuka :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun