Mohon tunggu...
azti arlina
azti arlina Mohon Tunggu... -

mahasiswi, pedagang, penulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Langit 9 Kejora

26 Maret 2011   11:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:25 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Coba dihitung, malam ini ada berapa bintang yang menemani kita menghafal al-Qur’an?”

Pagar musholah yang terbuat dari semen itu menjadi saksi. Tapak-tapak santri yang melangkah diatasnya. Padahal ustadzah sudah berkali-kali membuat peringatan.Sungguh tak pantas bagi para santriwati memanjat ke atas pagar itu. Namun ketika malam hari, tempat itu menjadi tempat sacral. Tentang harapan, cita-cita, cinta, dan persahabatan.

Sembilan santri tersebut selalu mencari posisi paling ‘enak’ untuk memanjat tembok pagar musholah. Berdiri diatasnya dan menengadah ke langit gelap. Berharap dapat menggapai bintang disana. Atau mengejarnya dengan kekuatan cahaya.Diatas pagar tembok itu pula kemudian mereka duduk khusyu,, melantunkan bait-bait ayat suci

Sembilan bintang dilangit itu menjadi saksi tentang bagaimana perjuangan Sembilan santri membangun istana di surge. Meskipun istana tersebut nyatanya tak sempurna, tapi Allah pasti membalas setiap liku yang dilalui. Kisah Sembilan santri tersebut terangkum indah dalam novel “Langit 9 Kejora”.

*bersambung =D

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun