Istilah generasi millennial memang sedang akrab terdengar. Istilah tersebut berasal dari millennials yang diciptakan oleh dua pakar sejarah dan penulis Amerika, William Strauss dan Neil Howe dalam beberapa bukunyaÂ
Millennial generation atau generasi Y juga akrab disebut generation me atau echo boomers. Secara harfiah memang tidak ada demografi khusus dalam menentukan kelompok generasi yang satu ini.
Namun, para pakar menggolongkannya berdasarkan tahun awal dan akhir. Penggolongan generasi Y terbentuk bagi mereka yang lahir pada 1980 - 1990, atau pada awal 2000, dan seterusnya. Awal 2016 Ericsson mengeluarkan 10 Tren Consumer Lab untuk memprediksi beragam keinginan konsumen.Â
 Generasi Millenial lahir di zaman dengan akses yang mudah ke lembaga keuangan. Millenial adalah generasi pertama yang tumbuh dengan komputer dan internet, akan lebih mudah bagi millenial untuk mempelajari sektor keuangan dengan cepat dan menerapkannya ke dalam kehidupan. Untuk berinvestasi, millenial cukup mengakses segala hal yang dibutuhkannya melalui internet di gadget mereka.
Gaya hidup yang dinamis ditambah minimnya pengetahuan pengelolaan keuangan membuat mereka millenial merasa sulit untuk mengatur keuangan. Sebagian millenial juga masih sulit mengatur keuangannya sesuai skala prioritas. Lalu, bagaimana cara cerdas bagi kalian Sobat SIkapi yang merupakan millenial untuk mengelola keuangan dengan tepat?Â
Hidup hemat berbeda dengan pelit. Hidup hemat adalah mampu untuk mengutamakan kebutuhan di atas keinginan serta mengatur pemenuhan kebutuhan dengan hal-hal berkualitas secara efisien. Jadi, gaya hidup hemat bukan berarti menekan pengeluaran sehingga tidak memperhatikan kualitas, tetapi mengatur pengeluaran sesuai kebutuhan dan seimbang dengan penghasilan.Â
Agar Kita SIkapi berhasil dalam mengelola keuangan, maka kalian perlu menentukan tujuan supaya bisa lebih fokus dalam merencanakan keuangan.
1. Apa tujuan keuangan jangka pendek dan jangka panjang Sobat SIkapi dalam?
2. Berapa besar dana yang diperlukan untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut?
3. Tentukan deadline sehingga Sobat Sikapi bisa memantau progress pengelolaan keuangan tersebut.
Kebanyakan millenial menggunakan prinsip "kamu hidup sekali/you only live once" yang membuat gaya hidup serta biaya pergaulan mereka semakin meningkat. Mereka sulit membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Ketika melihat barang bagus di mall, mereka langsung membeli tanpa memikirkan apakah barang tersebut dibutuhkan atau tidak, dan pada akhirnya menyesal telah memberi barang tersebut. Hindari membeli barang karena dasar keinginan bukan kebutuhan.
Selanjutnya, usahakan supaya Sobat Sikapi tidak memiliki utang. Hindari hal-hal konsumtif seperti ajakan hangout yang terlalu sering, terutama untuk hal-hal yang belum terlalu kalian butuhkan dan bukan termasuk tujuan keuangan kalian. Sebelum membeli sesuatu, periksa dulu kondisi keuangan kalian. Jangan karena keinginan untuk tampil keren membuat kalian berhutang. Sobat Sikapi dapat memanfaatkan aplikasi di gadget kalian untuk mengetahui berbagai promo diskon. Bila ingin keuangan terkontrol tiap bulannya, kalian bisa menggunakan aplikasi pengelola keuangan. Dengan begitu kalian bisa lebih mudah mengevaluasi setiap bulannya.Â
Saat uang jajan atau gaji masuk ke rekening, usahakan agar Sobat Sikapi membuat rencana keuangan sesuai skala prioritas. Triknya kalian bisa menerapkan rumus 40-30-20-10 dalam rencana keuangan. 40% adalah anggaran untuk keperluan sehari-hari, 30% untuk kebutuhan utang, 20% untuk investasi dan tabungan, serta 10% untuk keperluan sosial. Tabungan, investasi, asuransi kesehatan, dan jaminan pensiun merupakan empat hal wajib yang harus masuk ke dalam rencana keuangan jangka panjang Sobat Sikapi. Harga barang dan kebutuhan yang semakin meningkat membuat empat hal tersebut menjadi penting untuk kalian miliki sejak dini. Bukankah menyenangkan kalau kalian bisa bergaul dan hangout serta merasa aman memiliki masa depan yang terjamin?
Yang paling utama, meskipun rencana keuangan Sobat SIkapi sudah sempurna, kalian tetap tidak boleh melupakan dana darurat untuk hal-hal tidak terduga yang mungkin muncul. Jangan biarkan hal-hal tidak terduga tersebut mengganggu rencana keuangan yang sudah susah payah disusun.
 Sumber:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H