Mohon tunggu...
Azrina Wulandari
Azrina Wulandari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mengejar bukan menunggu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mendung Membendung

18 Januari 2022   12:25 Diperbarui: 18 Januari 2022   12:47 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Akhir-akhir ini langit senang menampakkan wajahnya yang murung. Entah ia akan menumpahkan air mata yang menjelma sebagai gerimis, atau membendung nya terlebih dahulu agar bisa turun dengan deras nantinya. 

Langit...

Kurasa kita sama, hanya beban kita yang berbeda. Tak ada yang tahu jika langit secerah dirimu ternyata bisa menangis. Tak ada yang mengerti betapa kau dekat dengan matahari dan bumi namun terkadang diabaikan. Pun tak ada yang mampu benar-benar menerima kesedihanmu. 

Banyak dari mereka malah menghindar, bahkan mengumpat kala kau menunjukkan emosimu. Padahal aku tahu kau sudah menahannya sejak lama, hingga sampai pada titik dimana kau tak sanggup dan dengan sendirinya tangismu pecah. 

Seperti saat ini dan sampai kapanpun, aku akan selalu menemani kesedihanmu, mengorbankan diriku yang akan basah terguyur derasnya rasamu. Merasakan hawa dingin yang yang menusuk dan memberikan percikan disetiap terpaan nya pada kulitku. Lalu dengan lantang berkata "Tuntaskan tangismu sekarang juga! Bersamaku! Namun besok, berjanjilah untuk kembali bersinar menemani sang mentari!" 

--- Sahara

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun