Setelah penyuluhan dan percontohan mengajar diberikan, monitoring dilakukan kepada Bu Dwi dalam mempraktekan dan implementasi cara mengajarkan kosakata secara fun learning di hari-hari berikutnya. Hasil yang diberikan memperlihatkan Bu Dwi yang memberi pemaparan kosakata singkat dan ringan di menit-menit pertama mapel. Kosakata tersebut juga berkaitan dengan materi kurikulum kelas tersebut sehingga pemaparan secara interval ini perlahan dapat membawa siswa lebih terbiasa pada bahasa Inggris.
Hasil penempelan 15-25 kosakata di lingkungan sekolah yang terdiri dari infrastruktur (Kelas 1 - 6, kantin, mushola, UKS, kantor guru, kantor kepala sekolah, kamar mandi, tempat parkir, perpustakaan, taman) dan objek kecil (rak sepatu, wastafel, tempat sampah, tangki air, pohon, tiang bendera, lapangan, tempat wudhu, gerbang, pagar), memberi hasil yang menarik pada evaluasi. Hasil dari evaluasi memperlihatkan adanya dua faktor yang dapat diterima dari Sekolah Inggris:
Banyak anak ingin maju karena mengetahui arti dari kata tsb dari program Sekolah Inggris, kenaikan minat untuk maju mengerjakan kuis dipengaruhi oleh pengetahuan anak, dimana anak antusias maju karena tahu ada kosakata yang mereka pernah lihat di lingkungan SD terpampang di papan tulis,Â
Antusiasme anak untuk mengerjakan menurun drastis ketika diberitahukan bahwa semua tabel harus dikerjakan, termasuk kata-kata baru yang mereka tak tahu, minat menurun menjadi hanya satu dan dua anak saja. Turunnya antusiasme ini dikarenakan adanya kosakata baru yang mereka tak ketahui seperti hospital (rumah sakit), subway (stasiun bawah tanah), dan airplane (pesawat terbang).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H