Mohon tunggu...
Azreen Ramadhani
Azreen Ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Andalas

hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Turun Mandi, Sebuah Tradisi Masyarakat di Minangkabau

28 Juni 2022   19:06 Diperbarui: 28 Juni 2022   23:10 2051
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Turun Mandi-Sebuah Tradisi Masyarakat di Minangkabau

Minangkabau merupakan salah satu etnis di Indonesia yang memiliki keanekaragaman budaya dan tradisi. Salah satu tradisi yang ada di Minangkabau yaitu upacara turun mandi.

Upacara turun mandi merupakan tradisi yang ditinggalkan nenek moyang yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. 

Upacara ini tidak hanya sekedar sebagai perayaan atas kelahiran seorang bayi, namun juga merupakan suatu bentuk rasa syukur kepada Allah SWT dan menjalankan sunnah Nabi Muhammad SAW.

Syarat-Syarat Upacara Turun Mandi

Ada beberapa syarat-syarat yang harus dipenuhi ketika melaksanakan upacara turun mandi, di antaranya yaitu:

  • Menentukan tanggal pelaksanaan upacara tersebut. Untuk upacara turun mandi bayi laki-laki biasanya dilaksanakan pada tanggal ganjil, sedangkan untuk bayi perempuan pada tanggal genap.
  • Mempersiapkan obor dari kain-kain robek atau biasanya disebut dengan sigi kain barulak. Obor tersebut akan dinyalakan dan dibawa saat mengarak bayi dari rumahnya ke sungai.
  • Pihak keluarga bayi wajib memberikan batiah bareh badulang. Yaitu memberikan beras yang telah digoreng kepada anak-anak yang ikut mengarak bayi dalam upacara turun mandi tersebut.
  • Pihak keluarga bayi wajib mempersiapkan perlengkapan upacara turun mandi. Di antara perlengkapan itu ialah tampang karambia tumbuah (bibit kelapa), tangguak (tangguk), palo nasi (bagian nasi yang terletak di paling atas), darah ayam, dan arang.

Proses Upacara Turun Mandi

Sebelum memulai upacara turun mandi, pihak keluarga bayi akan melumuri palo nasi dengan darah ayam dan arang. 

Tujuannya yaitu agar bayi terhindar dari gangguan roh-roh jahat yang ingin mencelakai si bayi. Palo nasi yang telah dilumuri tersebut akan dibagi menjadi 3 bagian. 

Dua bagian akan diletakkan di sepanjang jalan menuju tempat upacara, dan satunya lagi akan diletakkan di tempat upacara.

Ketika bayi telah diarak dari rumahnya ke sungai, maka tampang karambia tumbuah akan dihanyutkan dari hulu. 

Dan ibu dari si bayi akan menangkap tampang tersebut ketika tampang tersebut telah mendekati si bayi yang tengah dimandikan. Tampang tersebut kemudian akan ditanam di sekitar rumah si bayi.

Kemudian keluarga bayi akan mengambil 7 buah batu dari sungai menggunakan tangguak. Batu-batu tersebut akan digunakan untuk menyumbat lubang bekas penanaman tampang karambia tumbuah tersebut. 

Ada yang mengatakan bahwa batu tersebut merupakan lambang dari rezeki si bayi dan diharapkan agar bayi memiliki rezeki yang melimpah.

Dan terakhir, keluarga si bayi akan mengadakan jamuan bagi orang-orang yang mengikuti upacara turun mandi tersebut. Mereka akan diajak ke rumah untuk makan dan bercengkrama.

Makna dari Upacara Turun Mandi

Setiap upacara pasti ada makna yang terkandung di dalamnya. Begitu juga dengan upacara turun mandi. Ada beberapa makna yang terkandung dalam upacara tersebut, di antaranya yaitu:

  • Ungkapan rasa syukur. Upacara turun mandi bertujuan sebagai ungkapan rasa syukur terhadap Allah SWT, atas kelahiran seorang bayi. Sebagai makhluk tuhan, tentu saja kita harus mensyukuri segala nikmat yang diberikan kepada kita.
  • Mempererat silaturahmi. Dengan adanya upacara turun mandi, maka itu untuk memperkenalkan kepada masyarakat bahwa ada bayi yang telah hadir di antara mereka. Upacara ini juga mempererat hubungan masyarakat, karena dalam upacara ini masyarakat bersama-sama mengikutinya.
  • Menjaga keanekaragaman tradisi. Di tengah hiruk pikuk modernisasi, upacara turun mandi yang tetap dilaksanakan merupakan salah satu bentuk mempertahankan budaya yang ada. Upacara ini dilakukan agar tradisi tidak punah.

Penutup

Demikianlah ulasan singkat mengenai upacara turun mandi di Minangkabau. Semoga dengan adanya ulasan singkat ini, dapat menambah pemahaman tentang upacara yang ada di Minangkabau dan menumbuhkan kesadaran untuk terus melestarikan tradisi yang ada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun