Tujuh MimpiÂ
karya Azra Thania Resmana
Tujuh jiwa, tujuh hati
Berpencar-pencar layaknya supernova
Bersinar diberbagai galaksi berbeda
Kebisingan menjadi tanda sinar mereka
Tujuh jiwa itu bertemu
Tengah malam ada detik hilang laju
Semua merangkak hampir ke jurang
Pagi hari ada waktu peluk pundak untuk kuat
Mereka saling berjalan dan menghampiri satu persatu jiwa itu
Menyatukan jemari hingga menyatu jadi erat
Tujuh hati
Ingat detaknya tiap hari
Ingat ada kepahitan ditiap detaknya yang membekas
Mereka jahit itu bersama hingga tidak terasa
Tujuh mimpi
Terjabah jadi satu hati
Jahitan itu makin erat
Hingga luka bukan lagi luka
Mereka saling menyembuhkan
Teman Senja
karya Azra Thania Resmana
Bersimpuh di bibir pantai
Menatap sang surya pulang
Sendiri yang berkawan dengan sunyi
Tiba menyapa ujung hari tanpa ada monolog dan epilog
Bolehkah aku meminta
Satu hayat bersemayam di sisi
Sekedar bertanya untuk hari ini
Mendengar narasi sebagai penutup hari
Tidak perlu hadir tiap detik
Semua siang bukan hanya untuk satu nyawa
Tiap hembusan nafas perlu bijak
Tidak berucap namun terasa hawanya
Siap menangkap titah yang terbawa angin laut
Siap menampung bekas darah yang tersisa
Sesak biasa dilahap sendiri
Namun tidak selamanya
Titik Koma
karya Azra Thania Resmana
Dia datang bawa sesuatu dipundaknya
Maknanya tersirat namun nyata
Itupun tidak diucap
Tapi bernada indah sampai ke hati
Dia sempat pergi
Kemudian kembali datang tanpa diminta
Dia sempat pergi
Namun wujudnya kali ini ditunggu
Dia kembali menghampiri jiwa ini dengan berjalan pelan
Membawa aroma manisnya kebahagiaan
Telapak yang mengerut dan kasar itu diam
Pergi selamanya menyisahkan pahit menyeruak keseluruh lidah hingga kaku
Semua yang punya awal
Pasti akan bertemu akhir
Menanti tanpa koma
Merindu tanpa titik
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI