Masih ada yang belum kenal dengan mendiang tokoh pergerakan nasional H.O.S Tjokoroaminoto? Ia sosok kharismatik sekaligus tokoh sentral dibalik gerakan Syarikat Islam (SI). Tjokroaminoto memimpin SI sejak 1914 hingga wafat pada 17 Desember 1934.
Kepemimpinan Tjokroaminoto berhasil mencatatkan sejarah SI sebagai salah satu organisasi massa terbesar dalam sejarah pergerakan nasional.
Tjokroaminoto adalah salah satu pelopor pergerakan di indonesia dan sebagai guru para pemimpin-pemimpin besar negeri.
Berangkat dari keyakinan yang kuat berhasil membuktikan besarnya kekuatan politik dan perdagangan di Indonesia. Tak hanya itu, kediaman Tjokroaminoto yang berada dipemukiman padat penduduk di Surabaya pernah tinggal sejumlah pemuda yang kelak jadi tokoh nasional diantaranya Soekarno, Semaoen, Alimin, Muso, Kartosuwiryo, bahkan Tan Malaka.
Prabowo Guru Bangsa
Mengamati konstelasi politik nasional hari ini sebagai anak bangsa kita patut bersyukur dan berterima kasih dengan salah satu putera terbaik bangsa, Prabowo Subianto.
Banyak hal yang bisa dipetik dari perjalanan seorang Prabowo Subianto di antaranya prinsip kepemimpinan, kewirausahaan, dan kenegaraan. Ia adalah pribadi yang gemar menyuarakan pikirannya kepada orang lain. Apa yang Ia pikirkan, Ia akan sampaikan secara terbuka.
Bagi penulis, beliau adalah sosok yang begitu kompleks dan memiliki banyak kontribusi positif terhadap perjalanan bangsa saat ini. Berbagai prestasi ditorehkan baik saat dinas militer, pengusaha maupun sebagai tokoh politik nasional.
Kendati demikian, tidak bisa dipungkiri bahwa tidak semua diantara kita bersedia mengakui hal tersebut. Tapi itu tidak jadi soal. Sebab pengabdian terhadap negara bukan soal pengakuan, tapi niat tulus berbakti.
Seperti H.O.S Tjokroaminoto, Prabowo juga telah mendidik dan membesarkan sejumlah tokoh-tokoh nasional pemimpin bangsa hari ini. Sebut saja nama Edhy Prabowo, Sufmi Dasco, Desmond J Mahesa, Fadli Zon, dan sejumlah tokoh lainnya. Hampir kesemuanya direkrut dan dididik sejak muda.
Kehadiran Prabowo dikancah politik nasional berhasil mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) pada 6 Februari 2008 silam terbilang cukup melesat. Betapa tidak, hari ini partai besutan putera begawan ekonomi Prof Sumitro Djojohadikusumo ini telah menjadikan Gerindra sebagai partai terbesar kedua terhitung Pemilu 2019 kemarin dengan torehan suara nasional sebesar 17.594.839 suara melampaui Golkar 17.229.789 suara. Bahkan terpaut jauh dengan partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono, Demokrat hanya meraup suara sebesar 10.876.507 suara jauh dibawah perolehan Partai Gerindra (Sumber: Antara).
Kesamaan lainnya, Ketua Umum sekaligus pendiri partai berlambang rajawali tersebut juga menjadikan rumahnya di Hambalang sebagai rumah 'dialektika ideologi'.