Sementara itu, dr Gamal Albinsaid lebih banyak mengundang generasi muda dan publik secara umum berempatik. Lantaran, ditengah hingar bingar pertemuan mewah yang menghabiskan tidak sedikit anggaran negara di Bali.
Duka kemanusiaan di Lombok NTB serta Donggala, Sigi, dan Palu Sulawesi Tengah belum sepenuhnya pulih. Bahkan, kata Gamal, masih dalam suasana berkabung dan meratapi menunggu kepastian janji pemerintah dalam proses pemulihan keadaaan.
"Kami mengundang kita semua berempatik. Kemewahan tersebut, tentu sangat tidak pantas dipertontonkan di tengah situasi nasional yang sedang dirundung duka," tuturnya.
"Sebagai tuan rumah, tentunya para delegasi asing yang datang, perlu kita hormati. Namun, kita menghimbau, pemerintah dapat bersikap proporsional. Anggaran yang sudah dialokasikan, dapat digunakan sehemat mungkin. Sehingga sumber daya kita dapat difokuskan pada upaya recovery bencana yang sedang berlangsung di Palu, Donggala, dan Lombok," lanjutnya.
Sebagai simbol keprihatinan dan empatik, kata Gamal, kita kepada situasi nasional yang sedang berduka, berdasarkan hasil rapat bersama. Olehnya itu, para anggota DPR yang diundang dari partai koalisi Adil-Makmur memutuskan untuk tidak menghadiri IMF-World Bank Annual Meeting.
Secara keseluruhan, subjektivitas penulis menilai, program diskusi ini sangat bagus. Lantaran, membangun narasi kritis generasi muda untuk membangun kesadaran sosial kebangsaaan.
Kehadiran dr Gamal Albinsaid semakin memperkuat barisan idola generasi  millenial di tim pemenangan Prabowo-Sandi. Bukan hal yang tidak mungkin, pasangan Prabowo-Sandi bakal menjadi pasangan capres dan cawapres pilihan millenial jika program ini secara massif diselenggarakan dan hadirnya tokoh-tokoh inspirasi muda. Serta ahli dan pakar yang mumpuni dibidangnya.(*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H