Fikri Al-Hanafi dan Azqinas Oktaviana (Prodi Peternakan Universitas Tidar)
Daging ayam menjadi daging yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia saat ini. Banyaknya permintaan daging ayam menjadi faktor pemicu naiknya harga daging ayam yang ada di pasaran.Â
Selain dipengaruhi oleh tingginya permintaan masyarakat, meningkatnya harga daging sapi import juga mampu menjadi faktor yang mengakibatkan peningkatan harga daging ayam di pasar.Â
Harga daging ayam  ras mengalami kenaikan menjelang Bulan Ramadhan 2023. Berdasarkan datago.magelangkota.go.id  di Pasar Rejowinangun, Magelang Kota, Harga daging ayam sudah mencapai Rp. 35.000 per kilogram dari semula Rp. 34.000 per kilogramnya. Kenaikan harga tersebut dimulai dari tanggal  17 Maret 2023 atau satu pekan sebelum ramadhan.
Adanya kondisi ini diakibatkan tingginya permintaan akan daging ayam ras menjelang ramadhan, peternak berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhi permintaan tersebut, salah satu cara yang digunakan oleh para peternak adalah dengan menggunakan pakan yang mempunyai nilai gizi tinggi. Semakin tinggi gizi yang terdapat di dalam pakan, maka harga pakan tersebut akan semakin mahal.Â
Dalam industri pakan unggas juga terkena dampak dari perang Rusia-Ukraina yang menyebabkan lonjakan harga komoditas, termasuk jagung, kedelai, dan gandum, yang merupakan bahan baku pakan untuk ternak, termasuk ayam.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kenaikan harga daging ayam ras tersebut diantaranya:
1. Meningkatkan pelaku usaha Rumah Potong Hewan Unggas (RPHU) untuk meningkatkan karkas ayam ras.
2. Produk ayam segar yang mudah rusak dapat diganti dengan produk olahan ayam, ayam beku atau inovasi lain agar harga dari peternak normal kembali. Konsumen mulai dikenalkan dengan produk olahan ayam dan ayam beku sebagai antisipasi harga ayam segar meningkat.
3. Pengawasan dari Pemerintah melalu pelaksanaan Permentan No. 32 tahun 2017 tentang Penyediaan, Peredaran dan Pengawasan Ayam Ras.