Mohon tunggu...
AZNIL TAN
AZNIL TAN Mohon Tunggu... Wiraswasta - Koordinator Nasional Poros Benhil

Merdeka 100%

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Prabowo yang Dimaafkan, Prabowo yang Diusung Capres 2024?

23 Februari 2023   22:49 Diperbarui: 24 Februari 2023   00:19 691
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aksi Aktivis 98 tolak Prabowo masuk Kabinet Jokowi Jilid 2 di Istana Merdeka  (25/10/2019)

Banyak teman-teman mengatakan bahwa Prabowo Subianto sudah banyak berubah. Beliau sekarang dinilai tidak temperamental lagi dan tidak mengkoordinir kelompok ekstremis, serta sosok calon presiden kedepan yang diharapkan melanjutkan program Presiden Jokowi.

Relawan-relawan Jokowi  banyak menyampaikan ke saya bahwa, Prabowo maju sebagai Capres 2024 sudah mendapat restu dari Jokowi dan akan digadang-gadangkan The Next Jokowi oleh partai PDI Perjuangan.

Lepas dari restu Jokowi mendukung Prabowo sebagai calon Presiden 2024, saya mengkritisi komitmen teman-teman aktivis 98  atas perjuangan reformasi yang berdarah-darah. Saya termasuk memberikan dukungan ke Jokowi pada Pemilu  2014 dan 2019 untuk mrngalahkan Prabowo sebagai calon Presiden Indonesia.

Ada 3 hal saya menolak Prabowo sebagai Presiden RI.  Saya  bersama teman aktivis 98 pun waktu 2019 disaat pembentukan Kabinet Jokowi Jilid 2 menolak kehadiran Prabowo sebagai Menteri Pertahanan. Kami beberapa teman aktivis 98 melakukan aksi demo di depan istana, dimana sebelumnya kami dapat kabar langsung dari Jokowi akan merangkul Prabowo pada acara syukuran pelantikan Jokowi sebagai Presiden RI untuk periode kedua kalinya di Istana.

Alasan pertama,  Prabowo adalah kroni Soeharto . Sebagaimana diketahui bersama, bahwa Prabowo Subianto adalah mantu dari mantan Presiden Soeharto, yang memerintah Indonesia selama lebih dari tiga dekade dari tahun 1967 hingga 1998. Prabowo sendiri pernah menjabat sebagai panglima tertinggi pasukan elit militer, Kopassus, dan juga menjabat sebagai komandan satuan tugas khusus Kostrad pada masa pemerintahan Soeharto.

Prabowo memiliki hubungan keluarga dengan keluarga Soeharto, karena ia menikahi putri Soeharto, Siti Hediati Hariyadi. Nepotisme begitu kental semasa Orde Baru, Prabowo sebagai salah satu petinggi militer karena faktor hubungan menantu.  

Prabowo digambarkan adalah anak emas Soeharto. Prabowo semasa Orde Baru salah satu mendapat kenikmatan kekuasaan dari mertuanya sebagai orang nomor 1 berkuasa selama 32 tahun pada saat itu.

Alasan kedua, Prabowo memiliki catatan hitam dituduh melakukan pelanggaran HAM (Hak Asasi Manusia). Catatan hitam pelanggaran HAM dilakukan Prabowo itu berupa penculikan aktivis 98 dan peristiwa Tumor Leste.

Sebanyak 34 dokumen rahasia Amerika Serikat mengungkap rentetan laporan pada masa pra reformasi, salah satunya bahwa Prabowo Subianto disebut memerintahkan Kopassus untuk menculik  dan penyiksaan sejumlah aktivis mahasiswa 98 yang memprotes pemerintahan Soeharto.

Dari perbuatan Prabowo tersebut. Panglima ABRI Wiranto membentuk DKP (Dewan Kehormatan Perwira) untuk menangani kasus hilangnya sejumlah aktivis politik yang dikaitkan dengan anggota Kopassus dan Prabowo tersebut

DKP dibentuk pada Juli 1998 dan menggelar sidang pada bulan Agustus. Setelah memeriksa Prabowo, DKP yang diketuai Jenderal Subagyo Hadi Siswoyo ini menjatuhkan sanksi administratif berupa pemberhentian Prabowo dari dinas kemilitera

Kasus  pelanggaran HAM dituduhkan Prabowo selanjutnya adalah peristiwa Referendum Timur Leste. Amerika Serikat lalu memasukkan Prabowo ke dalam daftar hitam sejak 2000.

Alasan ketiga, pernah dituduh melakukan kudeta pada pada tahun 1998. BJ Habibie mendapat laporan dari Panglima ABRI tentang adanya gerakan pasukan Kostrad pimpinan Prabowo menuju Jakarta, Kuningan dan Istana Merdeka untuk melakukan kudeta.

Atas perilakunya itu, Prabowo dipecat dari jabatannya sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad)  di masa-masa akhir rezim Soeharto, Prabowo dipecat oleh BJ Habibie sehari setelah transisi kepresidenan.

Dari 3 catatan hitam tetsebut, namun sejak Prabowo diangkat menjadi Menteri Pertahanan oleh Presiden Jokowi stigma negatif itu semakin mulai memudar.

Di mata pemerintah Amerika Serikat pun, Prabowo mulai berubah. Pada bulan Oktober 2020,  Amerika Serikat (AS) resmi mencabut larangan masuk bagi Menteri Pertahanan Republik Indonesia Prabowo Subianto.

Hal ini jadi kontroversi. Prabowo, di mata pegiat hak asasi manusia (HAM) internasional adalah pelaku pelanggaran besar HAM. Dan perubahan sikap AS yang sebelumnya keras terhadap Prabowo dipandang sebagai bencana besar HAM.

Atas catatan-catatan diatas,  apakah teman-teman 98 dan aktivis kemanusiaan sudah memaafkan dan lalu mendukung Prabowo sebagai Capres 2024 nanti ? Bagaimana dengan kepastian hukum dan atas darah teman-teman aktivis 98 yang tumpah ?

Mungkinkah prediksi saya, peristiwa Bongbong di Filipina akan terjadi juga di Indonesia? Dimana kelompok  Duterte berkoalisi dengan Bongbong (anak Marcos) sebagai Capres berpasangan dengan Sara Duterte (anak Presiden Duterte) sebagai Cawapres pada Pemilu 2022 kemarin. Sedangkan Bongbong anak dari rezim koruptor dan diktator kelas kakap.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun