Mohon tunggu...
AZNIL TAN
AZNIL TAN Mohon Tunggu... Wiraswasta - Koordinator Nasional Poros Benhil

Merdeka 100%

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tragedi Berdarah 5 Mei di Kampus Merah

5 Mei 2020   16:53 Diperbarui: 5 Mei 2020   19:14 906
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Peringatan 17 Tahun Tragedi Berdarah 5 Mei 98 di Kampus Merah UMB

Apapun terjadi kami sudah siap mati. Kami pun terus merengsek maju mendekati barisan barikade aparat tentara tersebut.

Saya, Omen dan Faizal Assegaf secara bergantian dengan mengunakan toa memberi komando kepada teman-teman mahasiswa agar merapatkan barisan untuk bisa menembus barikade aparat bersenjata. Aparat yang mengunakan tameng hitam membentuk formasi barikade berlapis-lapis  Aksi dorong-dorongan pun terjadi.

Tak berapa lama kemudian, tiba-tiba terdengar letusan suara senjata. Serentak dengan itu, aparat yang berada di depan kami langsung memukul kami seperti serigala yang beringas.

Kami lari mundur ke belakang. Bunyi rentetan letusan senjata semakin terdengar mengetarkan nyali. Asap putih mengepul dari tabung gas air mata meledak di depan kami.

Kami pun lari berhamburan masuk ke dalam kampus. Sebagian teman saya lihat ada terjebak lari ke dalam kebun masyarakat yang ada dipingir jalan saat itu.

Dari dalam kami lalu melakukan perlawanan. Terlihat teman-teman melempar batu ke aparat yang terus melepaskan tembakan ke arah kami yang berada di dalam kampus.

Kepulan asap gas air mata semakin tebal memenuhi kampus yang memerihkan mata. Saya melihat seorang teman menjerit kesakitan. Dari pantat celananya terlihat keluar darah. Ternyata dia kena tembak peluru karet.
Saya dan bersama teman lalu mengotongnya masuk kedalam ruang kelas.

Serangan dari aparat tersebut menimbulkan solidaritas tinggi dari teman-teman. Mereka yang sedang berada di ruang kelas mengikuti mata kuliah ketika mendengar letusan senjata lalu berhamburan keluar. Mengetahui kampus mereka diserang, secara spontan tanpa dikomandoi lalu bergerak melawan aparat tersebut. Mereka pun melempar batu mengusir aparat yang berada di depan pagar kampus yang terus menembakan senjatanya ke dalam kampus.

Seorang satpam bernana bang Onip terlihat mukanya berlumuran darah. Ternyata pipinya kena tembak peluru karet. Berapa orang lalu menolongnya membawa ke klinik kampus untuk pertolongan pertama.

Terlihat juga beberapa orang tergeletak jatuh  karena tidak kuat menahan gas air mata. Ada juga yang sock ketakutan melihat suasana seperti kondisi perang dan dipenuhi asap.

Seorang dosen nampak sedang berusaha mencoba menghentikan tindakan represif aparat yang mencoba loncat pagar masuk  kampus. Namun tidak berhasil. Bentrokpun semakin membesar. Mahasiswa semakin kompak dan makin banyak ikut bertempur melawan aparat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun