Mohon tunggu...
AZNIL TAN
AZNIL TAN Mohon Tunggu... Wiraswasta - Koordinator Nasional Poros Benhil

Merdeka 100%

Selanjutnya

Tutup

Politik

Si Brani, Aktivis 98 yang Berani dan Rendah Hati

4 Mei 2020   16:28 Diperbarui: 4 Mei 2020   16:33 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Generasi Aktivis 98 bukan generasi kaleng-kaleng. Ketika diberi kepercayaan memegang kekuasaan tetap konsisten pada cita-cita reformasi yang diperjuangkannya 22 tahun yang lalu (1998).

Benny Rhamdani yang sering dipanggil Brani adalah salah satu dedengkot Aktivis 98 yang mendapat kesempatan pada pemerintahan Jokowi Jilid 2 sebagai Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) yang dulu bernama BNP2TKI.

Belum sampai 3 minggu dilantik Presiden Jokowi pada tanggal 15 April 2020 kemarin, ada indikator sebagai langkah awal perbaikan nasib Pekerja Migran Indonesia (PMI).

Usai dilantik Presiden RI Joko Widodo, Kepala BP2MI Benny Rhamdani menyatakan sikap perang terhadap sindikasi pengiriman Pekerja Migran Indonesia (PMI) non prosedural. Dia menegaskan bahwa kunci untuk mengikis PMI non prosedural adalah dengan memperbaiki tata kelola penempatan PMI.

"Dalam kesempatan yang baik ini, saya ingin men-declare, menyatakan perang terhadap sindikasi pengiriman Pekerja Migran Indonesia (PMI) non prosedural. Mereka adalah musuh negara dan kita wajib melindungi hak dan martabat PMI, karena sejatinya kita adalah pelayan mereka," tegas Benny.

Si-Brani lalu melakukan konsolidasi lingkungan kerja BP2MI. Mengajak pasukannya tancap gas bekerja tanpa berlama-lama dan tidak mengenal fase jeda.

"Mari lari bersama dalam bekerja, karena jika memilih jalan kaki dalam bekerja pasti akan tertinggal kereta," komandonya.

Di tengah pandemi Covid-19, Brani mengajak BP2MI harus membuktikan dirinya berada di garda terdepan, mengantisipasi kepulangan PMI, maupun yang masih bertahan di negara-negara tujuan penempatan.

Ada ribuan PMI yang undocumented dan bekerja harian, dan tidak tertangani, bahkan kelaparan butuh bantuan segera. Dia menekankan bahwa protokol penanganan kepulangan PMI mesti dilakukan secara komprehensif, multisektor dan sinergi lintas Kementerian/Lembaga.

Saya adalah saksi bahwa pernyataannya tersebut bukan retorika. Tanpa mengenal waktu dan tanggal merah, Brani langsung ngebut dan bergerak tanpa jeda sampai jam 11 malam mengerakan pasukannya. Dengan sentuhan batin dan rasa tanggungjawab yang tinggi serta pentingnya tim work yang solid, pasukannya pun dengan sepenuh hati ikut  bergerak kaki jadi kepala, kepala jadi kaki.

Kerendahan Hati Brani kepada PMI

1 Mei 2020 di hari peringatan Hari Buruh sedunia, Brani mengunjungi Selter (Tempat penampungan PMI) yang tertahan dan belum bisa melanjutkan perjalanan ke daerah asalnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun