Sumpah ! Kami tidak takut
Sumpah ! Kami tidak panik
Ketika ada ledakan dan tembak-tembakan, kami malah berbondong-bondong datang menyaksikan.Â
Didalam duka atas saudara-saudara kami yang tewas dan luka-luka, kami masih bisa buat canda lewat sosial media memberi pesan ke dunia bahwa Indonesia tidak apa-apa.Â
Ketika media masa mendramatisir keadaan, kami masih bisa bersikap tenang dan tidak panik dalam kegusaran.
Ketika para haters menyebarkan berita-berita hoax, kami masih bisa berpikir rasional dan tidak ikut latah menyebarkan berita menyesatkan.
Indonesia panik....Indonesia mencekam.....Itu adalah target kalian.
Bagi kami, itu basi. Sebuah kebiadaban lama yang terus berulang dan entah sampai kapan masih jadi pola pergerakan kalian.
Â
Kami tidak kaget.
Karena suatu peristiwa sudah lama kami prediksi akhirnya meletus juga di pertengahan bulan Januari.
Sekian lama dibangun rasa benci. Sekian lama disebarkan faham SALAWI, Semua adalah Salah Jokowi.Â
Semua sudah terkondisi. Mustahil teroris bersembunyi.
Ini adalah amunisi. Sabotase yang akan banyak memuji. Sabotase yang akan banyak mendapat donasi dari barisan sakit hati. Si tukang bully pun siap beraksi.Â
Maka kami menyadari bahwa ini pasti terjadiÂ
Â
Kami tidak panik.
Karena negeri kami negeri unikÂ
Meski negeri kami terdiri-dari ribuan suku bangsa, berbagai macam agama, ratusan aliran, berpenduduk 260 juta jiwa, dan berpenduduk nomor 4 terbesar di dunia tetapi kami hidup rukun damai tanpa ada merasa beda.Â
Karna kami disatukan oleh rasa. Sebuah nilai yang luhur dalam peradaban dunia. Yaitu rasa cinta.... rasa bersaudara.....tepa rasa....sesama satu bangsa dan satu tumpah darah Indonesia. Meski berbeda-beda tetap satu jua. Inilah Bhinneka Tunggal Ika.
Â
Kami menyadari di dalam suatu keluarga besar Indonesia terdapat saudara kami yang berpikiran beda. Terpesona oleh tipu daya atas janji-janji surga. Â
Itu wajar saja !Â
Itu adalah dinamika. Tapi tdak akan merusak pondasi kebersamaan kami yang saling menghormati dan saling bahu membahu menuju Indonesia sejahtera dan bangsa bermartabat di mata dunia.
Â
Apakah lalu kalian anggap kami bangsa Indonesia sesat beragama? Tidak cinta dengan agamanya? Tidak memiliki keberanian untuk bertempur gagah seperti saudara-saudaranya di Timur Tengah yang mengibarkan panji-panji kebenaran agama? Yang mendiamkan ketidakadilan? Yang membiarkan penistaan agama?
Â
Tidak saudaraku!Â
Karena kebenaran itu nyata. Bukan sekedar ceramah hiasan kata-kata manis penuh retorika. Bagi kami agama adalah membentuk akhlak mulia. Bagi kami agama saling menghargai dan mengasihi sesama umat manusia. Agama membentuk ketulusan jiwa untuk mengabdi untuk kemajuan dunia. Â
Agama bukan merendahkan kelompok berbeda dan lalu berperang untuk menghancurkannya.
Jika tidak ada keadilan di Indonesia, kami bekerja melahirkan orang-orang bisa dipercaya. Kami mengikhlaskan diri melimpahkan kepada orang yang mau tulus bekerja.
Jika dihina, kami memaafkannya dan tetap dengan sabar memberi penjelasan kepadanya.Â
Jika kami diserang, kami tidak mengindahkannya.
Â
Beragama bagi kami bukan mesti membawa panji-panji. Beragama bagi kami adalah sebuah bukti pengamalan ayat-ayat suci. Beragama bukan untuk untuk dianggap suci yang pantas dihormati.
Â
Peperangan bagi  kami  adalah melawan diri dari kepicikan dan tidak bisa mengendalikan diri.Â
Tidak menjual ayat-ayat suci untuk mencapai ambisi. Tidak memanfaatkan kepolosan dan ketulusan umat beragama untuk mendapatkan kuasa dan memperkaya diri.
Â
Indonesia tidak takut.
Karena kalian adalah anak bangsa Indonesia dimana dihati sanubari kalian paling dalam mengakui bahwa kita masih bersaudara. Bahwa kita tidak mau dimanfaatkan orang luar yang tidak jelas ketulusannya menganggap Indonesia adalah saudaranya.Â
Â
Indonesia tidak takut.
Bahwa sesungguhnya kalian adalah orang beragama yang memiliki jiwa yang lemah-lembut, welas kasih dan menjunjung akhlak mulia sebagaimana diajarkan oleh agama.
Hanya karena hasutan dan doktrin menyesatkan maka timbul kebencian membara. Sementara itu cuma tipu daya dan permainan para penjual agama.
Kalau memang dia orang mulia, Kenapa dia tidak datang sebagai orang bijaksana dan membawa perubahan dunia?Â
Â
Indonesia tidak takut.
Karena kalian hanyalah orang-orang galau. Â Kumpulan orang marah terhadap situasi saat ini, merasa dunia berjalan secara tidak baik, menganggap orang lain tak bisa melakukan apa pun, merasa diabaikan, serta merasa tidak adil dan tak berdaya terhadap situasi.
Dengan melakukan tindakan teror merasa mendapatkan identitas sosial dan penghargaan dari kelompok kalian,  sebagai petualangan bagi yang berusia muda.
Maka kalian sangat mudah dimanfaatkan.Â
Mencuci otak kalian untuk berjuang atas nama agama. Sementara itu adalah sebuah konspirasi busuk yang tidak ada tolak ukur atas kebenarannya.
Â
Indonesia tidak takut.
Karena kalian bukanlah segerombolan orang seperti  di film-film laga yang bisa mengacaukan sebuah negara meski berhadapan ribuan tentara.
Kalian hanyalah manusia lemah yang kebetulan bosan dengan dunia. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H