Jadi kalau ekspor Indonesia 900 ribu barrel per hari, maka yang masuk ke keluarga SBY diperkirakan mencapai USD 450.000 per hari plus bonus boleh mengekspor minyak mentah sebesar 150 barrel per hari. Ini yang bikin Dirut Pertamina, Karen Agustiasan, pernah mengancam meletakkan jabatan karena tidak tahan dengan tekanan Cikeas.Â
Berkat Cikeas, Riza leluasa mengatur Pertamina. Siapapun pejabat Pertamina yang melawan perintahnya, dipastikan akan terpental. Itu pernah dialami Ari Soemarno. Saat itu, Ari berencana memindahkan Petral ke Batam. Riza tidak setuju dan menganggap rencana itu berbahaya. Ari akhirnya dipecat dari Dirut Pertamina.Â
Kesaktian Riza juga pernah dirasakan Dahlan Iskan. Saat itu Dahlan berniat membubarkan Petral, dipindahkan ke Indonesia dan mencegah orang-orang yang menjadi boneka Riza, cs menjadi Direksi Pertamina.  Bahkan Dahlan berjanji mengalahkan BUMN Malaysia seperti Petronas dalam waktu dua tahun. Cita-cita Dahlan  itu kandas di tengah jalan karena ia takhluk pada Cikeas.Â
Dalam artikel Asaaro Lahagu juga menulis di Kompasiana bahwa Riza mampu masuk ke jantung kekuasaan Indonesia dengan kekuatan uang dia punya, ia bisa mempengaruhi segala kebijakan di legislatif, yudikatif dan eksekutif. Ia mudah lakukan itu karena para elit negeri ini amat gampang disuap---rela dan tega menjual negara demi kepentingan pribadi dan keluarga.
Kaburnya Sang Sesumbar Penjatuh JokowiÂ
Sang sesumbar Riza Chalid  yang mengatakan bahwa Jokowi jatuh dari tampuk kekuasaannya sebagai Presiden RI  jika menyetop Freeport ternyata sudah kabur duluan ke Singapura ketika diminta kesaksiannya  pada sidang MKD dalam kasus pencatutan nama Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla yang dilakukan oleh Ketua DPR Setya Novanto bersama dirinya dalam negosiasi perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia.
Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly menyebut Riza sudah tak berada di Indonesia sejak empat hari lalu. "Dia tidak di Indonesia empat hari lewat. Pertama, dia warga Indonesia, punya paspor di Indonesia tapi sudah tidak di Indonesia," ujar Yasonna di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (8/12/2015).
Menurut keterangan Kapolri Jenderal Badrodin Haiti bahwa posisi Reza, berdasarkan informasi yang dikumpulkan Polri, sudah tidak lagi berada di Singapura. Dia telah terbang ke negara lain. Riza bisa dilacak keberadaannoya apabila namanya sudah masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO). Melacak keberadaan orang di luar negeri pun harus meminta bantuan Interpol.Â
Kaburnya Riza Chalid ini menjadi bahan ketawaan publik. Ternyata nyalinya tak sebesar bacotnya yang bisa menjatuhkan Jokowi, presiden negara ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H