Mohon tunggu...
AZNIL TAN
AZNIL TAN Mohon Tunggu... Wiraswasta - Koordinator Nasional Poros Benhil

Merdeka 100%

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pesan Buat Pak Presiden : Asap Ditengah Sengketa Tanah Ulayat

31 Oktober 2015   01:49 Diperbarui: 31 Oktober 2015   06:20 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi penyerahan tanah ulayat yang sebagian dikabulkan oleh perusahaan pun bernasib tragis juga. Tuan Takur daerah tersebut pun muncul lebih mafia lagi. Plasma sawit yang harus dibagi ke masyarakat setempat seluas 2 hektar per KK ternyata sebagian besar adalah berupa anggota fiktif. Adapun jika ada masyarakatnya dimasukan sebagai anggota plasma/koperasi , Tuan Takur membuat laporan tidak terbuka dan sudah digelapkan hasil pendapatannya untuk memperkaya dirinya.

Bapak Presiden yang terhormat !!
Tragis memang nasib rakyatmu Pak Presiden.
Ditengah asap melanda negara Indonesia saat ini dan ditengah Bapak sudahmelihat sendiri lahan-lahan perkebunan sawit, inilah momentum Bapak untuk melakukan penyelesaian sengketa tanah ulayat masyarakat dengan perusahaan perkebunan sawit daerah tersebut.

Penyelesaiannya pun sederhana, yaitu :
1. Memerintahkan perusahaan-perusahaan perkebunan tersebut untuk merealisasikan 100% plasma yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.
Jika lahan kosong tidak tersedia lagi maka perusahaan tersebut harus menyerahkan luas lahan yang dipakai perusahaan saat itu untuk menutupi sisa yang tertinggal setelah dihitung persentase luas lahan yang dipakai perusahaan.

2. Bagi tanah ulayat yang dipakai perusahaan tanpa ada plasma diwajibkan menyerahkan lahan sawit produktif minmal seluas 30% dari luas tanah yang dipakai oleh perusahaan perkebunan sat itu untuk kemudian dijadikan plasma masyarakat dengan membentuk badan hukum Koperasi dengan ketentuan maksimal seluas 2 hektar per KK bagi anggotanya.

3. Atas putusan hukumyang sudah inkhrah atas menangnya masyarakat setempat/negara di pengadilan melawan perusahaan perkebunan tersebut harus segera dieksekusi dan pengelolannya dilakukan untuk kesejahteraan masyarkat setempat.

4. Merombak total kepengurusan dan keanggotaan plasma/koperasi bermasalah secara berkeadilan dan transfaran, akuntabiliti serta tunduk terhadap aturan perundang-undangan koperasi . Setiap anggota hanya dibolehkan memiliki lahan sawit maksimal seluas 2 hektar per KK.

5. Melakukan audit menyeluruh terhadap luas lahan HGU seluruh perusahaan perkebunan yang ada di Indonesia atas penggelapan pajak selama ini merugikan negara.

Solusinya sederhana kan Pak Presiden? Tidak rumit dan tidak jelimet sebagaimana dibayangkan selama ini. Penyelesaian sederhana ini akan dapat mensejahterakan ribuan masyarakat dan terkelolanya pemasukan keuangan negara dari pajak yang selama ini digelapkan. Perekonomian masyarakat desa pun hidup dan bergerak atas perputaran uang yang beredar di daerah tersebut. Penyelesaian ini dapat  mengantisipasi pembakaran hutan oleh perusahaan perkebunan yang terus memperluas lahan perkebunannya.

Ini memang berat bagi Bapak Presiden ditengah banyak kekuatan mafia yang harus bapak lawan juga untuk membersihkan negara ini dari mafia yang sudah lama bercokol. Saya menyadari,kekuatan mafia ini sangat massif dan terstruktur serta sistematis. Banyaknya musuh bapak ciptakan akan bisa mengancam gugurnya perjuangan penderitaan rakyat lainnya yang sedang Bapak lakukan karena Bapak akan bisa dijegal dan bahkan tidak tertutup kemungkinan dikudeta oleh kekuatan lawan yang terusik kenyamanannya yang selama ini mereka nikmati.

Selagi Bapak jadi penguasa di negara ini, biar sehari jadi presiden dan tubuh hancur berai asal keadilan tegak di negeri ini. Bahwa melawan mafia adalah untuk keadilan semua pihak agar negara ini normal berjalan dengan baik dan nyaman sebagai tempat hunian kita bersama, bangsa Indonesia. Semoga motto ini tertanam dihati Bapak meski tidak Bapak ucapkan.

Semoga Bapak Presiden selalu diberikan kesehatan, kekuatan dan dilindungi oleh Allah serta rakyat tetap setia bersama Bapak. Aamiin
Merdeka !!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun