Mohon tunggu...
AZNIL TAN
AZNIL TAN Mohon Tunggu... Wiraswasta - Koordinator Nasional Poros Benhil

Merdeka 100%

Selanjutnya

Tutup

Politik

30 Prestasi “Gila” Presiden Jokowi 1 Tahun

20 Oktober 2015   08:51 Diperbarui: 4 April 2017   18:16 509669
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terus meningkatnya kebutuhan minyak buat rakyat Indonesia dan tidak pernah adanya komintmen pembangunan kilang minyak serta terus terhalangnya pembangunan kilang minyak oleh permainan mafia minyak, pemerintah Jokowi berencana membangun kilang pengolahan minyak mentah (refinery) mulai tahun 2015 dan ditargetkan selesai pada tahun 2018.

Ini langkah Presiden Jokowi dalam kerjanya 1 tahun Pembangunan Kilang Minyak Baru di Indonesia :
- Diterbitkannya Perpres untuk mendorong pembangunan kilang minyak.
- Bulan April 2015 dimulai pembangunan Kilang Minyak di Bontang, Kaltim berkapasitas 300 ribu barel per hari.
- Perusahaan Saudi Arabia ARAMCO akan membangun Kilang Minyak serta Storage BBM di Indonesia senilai Rp 140 Triliun.
- Beroperasinya Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) Cilacap dan Kilang Trans Pacific Petroleum Indonesia (TPPI) telah menurunkan 30% impor Premium.

 

11. Pendirian Pabrik Semen di Papua

Ini adalah pembangunan pabrik semen pertama di Papua. Pembangunan Pabrik Semen di Papua ini untuk mengatasi mahalnya harga semen di Papua yang mencapai Rp.1.500.000,-/sak. Pemancangan tiang pertama pabrik dengan kapasitas 1 juta ton semen/tahun ini ditargetkan bulan Januari 2016. Investasi sekitar US$ 150 juta atau sekitar Rp 2 triliun. Pabrik semen ini rencananya akan diselesaikan dalam waktu sekitar 3 tahun ke depan.

 

12. Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik

Pertambahan kawasan/perkotaan dan jumlah penduduk, Indonesia terancam krisis ketenagalistrikan. Usaha pemerintah Jokowi dalam mengatasi krisis listrik tersebit meluncurkan program pembangunan pembangkit listrik berkapasitas 35 ribu Megawatt (MW) di Pantai Sambas, Yogyakarta pada tanggal 4 bulan Mei 2015 Hal ini ditandai dengan adanya penandatanganan perjanjian jual-beli tenaga listrik atau Power Purchased Agreement (PPA), Letter of Intent (LoI) untuk pembangunan engineering, procurement, construction (EPC), hingga groundbreaking dari beberapa pembangkit.

Setidaknya ada delapan proyek yang menjadi tonggak peresmian program 35 ribu MW, meliputi:

1. Penandatanganan PPA PLTB Samas (Yogyakarta) kapasitas 50 MW;
2. Penandatanganan PPA PLTU Kendari-3 (Sulawesi Tenggara) 2x50 MW;
3. Penandatanganan PPA PLTU Jeneponto Ekspansi (Sulawesi Selatan) 2x125 MW;
4. Penandatanganan PPA PLTA Malea (Sulawesi Selatan) 2x45 MW;
5. Penandatanganan LoI untuk EPC PLTU Grati (Jawa Timur) 450 MW;
6. Groundbreaking PLTA Jatigede (Jawa Barat) 2x55 MW;
7. Groundbreaking PLTU Takalar (Sulawesi Selatan) 2x100 MW.
8. Groundbreaking PLTU Pangkalan Susu unit 3 dan 4 (Sumatera Utara) 2x220 MW;

Selain 8 proyek tersebut juga telah penandatanganan Perjanjian Jual Beli Gas Bumi (PJBG) untuk tiga proyek ketenagalistrikan, yaitu:
1. Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) Antara Conoco Phillips Grissik Ltd bersama PT PLN (Persero) dengan periode kontrak selama tiga tahun dan jumlah pemasukan untuk pemerintah sebesar US$ 201 juta.
2. Amandemen PJBG antara Petroselat dengan PLN dengan periode kontrak selama lima tahun dan jumlah pemasukan untuk pemerintah sebesar US$ 15,7 juta.
3. HoA antara Petrochina dengan PT Bumi Samudra Perkasa dengan periode kontrak selama tujuh tahun dan jumlah pemasukan untuk pemerintah sebesar US$ 82,6 juta.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun