Mohon tunggu...
Azmin
Azmin Mohon Tunggu... Lainnya - Karyawan Swasta

Saya adalah seseorang yang memiliki kepribadian baik, ramah, dan selalu memikirkan kepentingan orang lain. Saya sangat menghargai pendidikan dan sering meluangkan waktu untuk mengeksplorasi konten pendidikan baru demi kebaikan saya dan orang di sekitar saya. Salah satu hobi saya adalah bermain game. Melalui game, saya menemukan rasa petualangan serta mengasah keterampilan strategi dan koordinasi. Saya juga senang berinteraksi dan bertemu teman-teman baru melalui game. Saya juga suka menulis, baik untuk mengekspresikan diri maupun berbagi pengetahuan dan ide dengan orang lain. Menulis memberikan kebebasan bagi saya untuk meluapkan kreativitas dan meningkatkan kemampuan berkomunikasi dalam berbagai situasi. Dengan kombinasi kebiasaan, minat, dan kepribadian yang saya miliki, saya percaya bahwa saya adalah seseorang yang dapat diandalkan dan berhasil memberi inspirasi bagi orang-orang di sekitar saya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengapa Nelayan Aceh Berkeras Menolong Orang-orang Etnis Rohingya

15 Desember 2023   15:06 Diperbarui: 15 Desember 2023   15:09 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: BBC news Indonesia 

Postingan blog ini akan membahas kasus di mana 45 orang Rohingya, semuanya pria, terdampar di Pantai Kuala Idi Cut, Aceh Timur. Laporan dari UNHCR mencatat bahwa ini adalah gelombang kedatangan orang Rohingya ke-10 dalam satu bulan terakhir, dengan jumlah pengungsi di Aceh mencapai 1.608 jiwa, termasuk 140 orang yang bertahan dalam satu tahun terakhir.

Namun, kedatangan orang Rohingya ke Aceh lebih dari sekadar statistik, dengan sentimen negatif warganet Indonesia yang marak di media sosial. Narasi kebencian dan hoaks soal Rohingya menjadi bahan pembicaraan hangat di kalangan masyarakat Indonesia. Di saat yang sama, seorang nelayan di Aceh mengatakan, "Kalau ada musibah [di laut], wajib kita tolong."

Mengapa pernyataan sederhana dari seorang nelayan Aceh itu begitu berarti? Mengapa para nelayan ini begitu terobsesi untuk menolong orang-orang etnis Rohingya bahkan di tengah sentimen negatif yang berkembang?

Sejarah Aceh dan Rohingya

Aceh memiliki hubungan kultural dan historis yang dekat dengan masyarakat Rohingya, yang berasal dari wilayah Rakhine, Myanmar. Seorang peneliti, Dedi Dinarto, dalam sebuah studi di 2019, menunjukkan bahwa Aceh dan Myanmar memiliki hubungan perdagangan yang intens sejak awal abad ke-16.

Kontak lebih intens terjadi ketika tentara kolonial Inggris membawa buruh Rohingya dari wilayah Rakhine ke Aceh pada tahun 1940-an dan 1950-an. Setelah itu, hubungan antara Aceh dan Rohingya semakin terjalin, terutama melalui jalur perdagangan dan haji.

Solidaritas Sebagai Bagian dari Budaya Aceh

Solidaritas adalah bagian integral dari budaya Aceh. Konsep "gotong-royong" atau kerja bersama-sama untuk tujuan yang lebih besar adalah sifat bawaan dalam komunitas Aceh. "Gotong-royong" ini terlepas dari etnis dan agama, dan orang Aceh dikenal sangat menghargai keterlibatan dalam kegiatan sosial untuk kesejahteraan masyarakat.

Keterikatan ini masuk akal mengingat daerah Aceh selalu mengalami bencana alam dan hampir selalu terkena dampak dari konflik bersenjata selama 30 tahun. Akibatnya, rasa solidaritas dan perjuangan untuk bertahan hidup telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat Aceh.

Jauh sebelum Rohingya datang ke Aceh, masyarakat Aceh telah mengalami banyak kemiskinan dan konflik. Itu sebabnya, ketika narasi kebencian terhadap pengungsi Rohingya berkembang, sebagian besar masyarakat Aceh merasa bahwa mereka juga mengalami situasi yang sama dan merasakan empati terhadap kondisi yang mereka alami.

Semua Orang Berhak Dilindungi

Meskipun Aceh telah menaruh hati kepada etnis Rohingya, masih ada tantangan yang dihadapi dalam membantu para pengungsi. Beberapa kelompok ekstremis memanfaatkan tragedi ini untuk menyebarkan kebencian, hoaks, dan propaganda yang salah terhadap Rohingya.

Namun, nilai-nilai budaya yang baik, seperti solidaritas dan peduli terhadap sesama, tetap dipertahankan dan diperjuangkan oleh sebagian besar masyarakat Aceh. Kita harus terus mengingat bahwa semua orang berhak mendapatkan perlindungan, keamanan, dan hak asasi manusia yang sama.

Mudah-mudahan, masyarakat Indonesia dapat meniru sikap para nelayan Aceh untuk tetap menjadi manusia dan menunjukkan rasa kemanusiaannya, terlepas dari perbedaan etnis dan agama. Terakhir, sikap seperti ini memperlihatkan bagaimana Indonesia memiliki sumber daya kemanusiaan untuk membantu meredakan krisis kemanusiaan global dan memajukan hak asasi manusia di seluruh dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun