- Di sebuah desa kecil di lembah Gunung Arjuna, hiduplah seorang pria bernama Budi yang memiliki sebuah mobil tua bernama "Si Kancil". Kancil adalah mobil yang sudah berusia lebih dari 20 tahun dan sering kali mengalami masalah mesin. Namun, Budi sangat menyayangi mobilnya karena Kancil adalah peninggalan dari almarhum ayahnya.
Setiap pagi, Budi menggunakan Si Kancil untuk pergi ke pasar menjual sayuran hasil kebunnya. Meskipun sering mogok di tengah jalan, Budi selalu sabar dan berusaha memperbaikinya. Suatu hari, saat perjalanan ke pasar, Si Kancil tiba-tiba mogok lagi di tengah jalan yang sepi. Budi turun dari mobil, membuka kap mesin, dan mulai memeriksa.
"Ah, lagi-lagi kabel busi ini longgar," gumam Budi sambil memasang kembali kabel busi yang terlepas. Dia bekerja dengan cekatan, namun kali ini tampaknya masalahnya lebih serius. Si Kancil tetap tidak mau menyala.
Baca juga: Keajaiban di Pagi HariDi tengah kebingungannya, datanglah seorang pemuda bernama Antok yang sedang bersepeda menuju desa sebelah. Melihat Budi kesulitan, Antok berhenti dan menawarkan bantuan.
"Pak Budi, ada yang bisa saya bantu?" tanya Antok.
"Ah, Antok, terima kasih. Mobil tua ini mogok lagi. Sepertinya masalahnya lebih parah kali ini," jawab Budi dengan wajah khawatir.
Antok yang memiliki sedikit pengetahuan tentang mesin mobil segera memeriksa Si Kancil. Setelah beberapa menit, dia menemukan bahwa pompa bahan bakar rusak. Tanpa ragu, Antok menawarkan untuk memanggil temannya yang seorang montir di desa sebelah.
"Tunggu sebentar, Pak Budi. Saya akan memanggil teman saya yang montir. Dia pasti bisa membantu," kata Antoksebelum bergegas pergi.
Tak lama kemudian, Antok kembali bersama temannya, seorang montir bernama Agus. Agus segera memeriksa Si Kancil dan dengan cepat mengganti pompa bahan bakar yang rusak. Setelah beberapa saat, Si Kancil kembali menyala dengan bunyi mesin yang khas.
"Terima kasih banyak, Agus dan Antok. Saya tidak tahu bagaimana saya bisa pergi ke pasar tanpa bantuan kalian," kata Budi dengan wajah lega.
Agus tersenyum dan menjawab, "Sama-sama, Pak Budi. Kalau Si Kancil mogok lagi, jangan ragu untuk memanggil saya. Kita harus menjaga mobil tua ini tetap berjalan."
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!