Di sebuah desa yang tenang di tepi hutan, desa itu bernama Desa Cetar. Di sana tinggallah seorang anak laki-laki bernama Rafi. Rafi tinggal bersama ayah, ibu, kakek, dan neneknya. Rafi adalah anak yang aktif dan suka menjelajahi alam. Dia selalu penasaran dengan keindahan alam di sekitarnya.
Suatu pagi, ketika matahari baru saja muncul dari balik perbukitan, Rafi memutuskan untuk menjelajahi hutan yang belum pernah ia eksplorasi sebelumnya. Dalam menjelajah hutan ini, Rafi melakukannya sendiri tanpa didampingi oleh orang tuanya.
Rafi: (dengan penuh semangat) "Hari ini aku akan menemukan keajaiban di hutan ini, aku yakin!"
Dengan langkah yang penuh semangat, Rafi berjalan masuk ke dalam hutan yang rimbun. Dia terpesona oleh keindahan alam di sekelilingnya: pepohonan yang tinggi menjulang, aroma segar tanah basah, dan suara riuh gemuruh sungai kecil di kejauhan. Namun, dia terkejut dan penasaran saat ia mendekati tepi sungai. Dia tertarik saat melihat sesuatu yang menggoda perhatiannya. Ada benda berkilauan yang letaknya di tepi sungai.
Rafi: "Hei, apa itu di sana?" gumam Rafi sambil mendekati benda berkilauan di tepi sungai.
Ketika Rafi mendekati benda berkilauan itu, alangkah terkejutnya dia melihat sepotong batu kecil yang bercahaya. Tanpa ragu-ragu, Rafi segera mengambil batu kecil itu dan memegangnya dengan lembut di tangannya. Tiba-tiba, batu tersebut lama-kelamaan mulai memancarkan sinar yang terang, dan seperti sebuah keajaiban, batu kecil itu berubah menjadi sebuah bola kristal yang indah.
Rafi: (sambil terkejut dan heran) "Wow, ini sungguh luar biasa!"
Saat itu juga, tiba-tiba seorang sosok misterius perempuan cantik muncul di depan Rafi. Peri itu tersenyum manis dan penuh dengan keramahan.
Peri: "Selamat datang, Rafi si anak sholeh. Kamu telah menemukan bola kristal keajaiban. Dengan bola ini, kamu dapat mengungkapkan kebaikan di dalam dirimu dan memberikan harapan kepada orang lain."
Rafi: "benarkah peri? (serasa tak percaya)"
Peri: "Benar Rafi ..... Kamu bisa menolong orang lain dalam hal kebaikan"
Rafi: "Terima kasih, Peri. Aku akan menggunakan keajaiban ini dengan bijak. Aku akan membantu orang-orang untuk kebaikan"
Setelah bertemu dengan peri dan mendapatkan bola kristal keajaiban, Rafipun pulang dengan wajah gembira. Rafi merasa penuh semangat dan energi.
Sesampai di rumah, Rafipun menceritakan kejadian yang ia alami kepada seluruh keluarganya. Ayah dan ibunya berpesan agar Rafi menepati janjinya seperti yang ia ucapkan kepada Peri.
Rafi memutuskan untuk menggunakan kekuatan bola kristal untuk membantu orang-orang di desanya yang membutuhkan. Setiap hari, Rafi pergi menjelajahi desa dengan bola kristal di tangannya, mencari cara untuk membuat hari-hari orang lain menjadi lebih baik.
Di suatu pagi Rafi bertemu dengan Bu Marwa di taman sekolah. Bu Marwa tampak kebingungan dengan kondisi taman bermain yang kotor dan tidak terawat.
Rafi: "Bu, apa yang bisa aku lakukan untuk membantu hari ini?"
Bu Marwa: "Oh, Rafi, kamu sangat baik. Bisakah kamu membantu kami membersihkan taman bermain sekolah kita?"
Rafi: "Tentu, Bu, dengan senang hati! Saya akan segera melakukannya."
Dengan menyentuh dan mengucapkan kalimat kepada bola kristal layaknya mbah dukun mengucapkan berjampi-jampi.
"Bismillahirrohmanirrohim.... Bibbidi-Bobbidi-Boo" asap pun seketika keluar dari bola ajaib itu. Seperti sulapan, seketika itu taman bermain sekolah terlihat bersih dan nyaman untuk teman-temannya bermain.
Dengan keajaiban bola kristal tersebut, Rafi banyak sekali membantu orang-orang yang membutuhkan. Dia berhasil membuat banyak perubahan positif di desanya. Dia membantu membersihkan taman bermain sekolah, menghibur teman-temannya yang sedang sedih, dan bahkan membantu menemukan kucing hilang tetangganya.
Setiap hari, Rafi belajar lebih banyak tentang kebaikan dan kekuatan yang dimilikinya, dan dia merasa bersyukur telah menemukan keajaiban di pagi hari.
Dengan kebaikan dan semangatnya, Rafi membuktikan bahwa keajaiban tidak hanya ada di tempat-tempat yang jauh dan magis, tetapi juga ada di sekitar kita, dalam tindakan-tindakan kecil yang dilakukan dengan tulus dan cinta. Dengan bola kristal keajaiban sebagai panduannya, Rafi terus menjalani petualangan di desanya, membawa harapan dan kebahagiaan kepada semua orang yang ia temui.
Karena prestasinya yang luar biasa dalam membawa perubahan positif di desa Cetar, Rafipun mendapatkan apresiasi dari kepala desa Cetar. Pada Saat acara pagelaran wayang kulit dalam tradisi ruwat desa, bapak Kades memanggil Rafi untuk naik ke panggung. Rafi diberi penghargaan oleh bapak kades, tetapi Rafi menolaknya. Usaha yang Rafi lakukan ini semata-mata hanya ingin menolong orang lain dan mendapat ridho Allah.
Semua orangpun tertegun dan kagum akan kebaikan dan kelembutan hati Rafi. Begitu juga ayah dan ibu Rafi, beliau sangat bangga mempunyai anak sebaik Rafi. Semoga yang dilakukan Rafi dapat menginspirasi kalian semua ya...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H