NEGRI SAJADAH
Sebuah sajak yang tak lagi bisa dituliskan
Sebuah kalam, yang tak lagi bisa diucapkan
Atau sebuah figur, yang tak bisa lagi diperagakan
Untuk mu, pondok pesantrenku
Bukan pada tingginya gunung beberapa meter dari permukaan laut
Bukan pada tingginya gedung yang mecakar dari rindangnya rumput
Buka lagi pada gemerlapnya lampu dijalanan yang tak lagi redup
Disinilah,
Kudapati tumbuhan yang ditanam oleh embun ketawadhuan
Yang disiram oleh imun kekhidmatan
Dan dipelihara oleh cinta dan kasih sayang
Surga dunia katanya,
Sebuah zona yang berdikari dari sebuah politik yang merjalela
Dari dunia yang rabun tertutupi oleh fatamorgana
Semua tertuang dengan danya wali dan ulama’
Tuk sama lanjutkan juang tali lurus ijtima’
Peasntrenku dan masa depanku
Ya robb ...
Aku yakin, atas firmanmu surat Al Mujadilah ayat satu satu
Aku imani, atas peristiwa shiffin tahun tiga tujuh
Semua atas kebesaran-Mu
Jika air mataku saat ini bersengaja untuk ingin jatuh
Tolong, jadikanlah saksi dikemudian hari bahwa aku pernah menelan pahitnya perjuangan demi sebuah kenyamanan yang telah engakau janjikan
Bandung, 01 September 2021
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI