Mohon tunggu...
Azmi Zaki Waliudin Althaf
Azmi Zaki Waliudin Althaf Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa biasa yang ingin belajar menulis

Halo Rakjat! Selamat datang di akun saya. Akun ini akan berisi segala tulisan saya, semoga bermanfaat!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Orientasi Mahasiswa Baru: Apakah Sekadar Penjejalan Nilai-nilai kepada Mahasiswa Baru?

23 Agustus 2021   08:28 Diperbarui: 23 Agustus 2021   08:31 697
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orientasi Mahasiswa Baru adalah serangkaian kegiatan pengenalan dan pembinaan Mahasiswa Baru yang diselenggarakan secara berkelanjutan saat mahasiswa memasuki awal masa perkuliahan di lingkungan perguruan tinggu. Berdasarkan pengertian ini maka orientasi mahasiswa memiliki berbagai kegiatan untuk mengenalkan dan membina mahasiswa baru. 

Pengenalan dan pembinaan mahasiswa baru tersebut dapat dianggap sebagai tahap awal dari kaderisasi mahasiswa yang dilakukan oleh suatu perguruan tinggi agar mahasiswa-mahasiswa baru tersebut memiliki nilai-nilai positif yang bisa mereka 'amalkan' di kehidupan perkuliahan..

Orientasi mahasiswa baru sebagai ajang kaderisasi awal mahasiswa tidak hanya bertujuan untuk mengenalkan lingkungan kampus beserta segala hal yang terlibat di dalamnya melainkan juga bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai positif kepada mahasiswa baru. 

Penanaman nilai-nilai positif kepada mahasiswa baru tidak boleh diartikan dengan "menjejalkan" nilai-nilai positif kepada mahasiswa baru, melainkan harus diartikan sebagai pengembangan potensi nilai-nilai positif yang telah ada dalam diri mahasiswa baru.

Mahasiswa baru tidak boleh dipandang sebagai manusia yang tidak tahu apa-apa atau biasa disebut "kosongan." Mahasiswa baru harus dipandang sebagai manusia yang telah menjalani berbagai proses kehidupan mulai kelahiran hingga masa kini sehingga telah memiliki bekal ilmu dan pengalaman. 

Seluruh ilmu dan pengalaman yang dimiliki oleh mahasiswa baru membuat mahasiswa baru memiliki potensi yang sangat bisa untuk dikembangkan, baik potensi secara keterampilan, pikiran, maupun potensi nilai yang dimiliki oleh mahasiswa baru. 

Potensi-potensi nilai positif yang dimiliki oleh mahasiswa baru tersebut akan dikembangkan selama kegiatan Probinmaba melalui proses penanaman nilai.

Penjejalan nilai-nilai positif kepada mahasiswa baru memandang mahasiswa baru sebagai manusia "kosongan" sehingga kakak tingkat atau panitia berkewajiban untuk memberikan nilai-nilai positif kepada mahasiswa baru. 

Penjejalan nilai-nilai positif kepada mahasiswa baru akan berakibat pada kegagalan dari proses penanaman nilai tersebut dan mendegradasi pemikiran-pemikiran mahasiswa baru. 

Contoh paling mudah dari penjejalan nilai-nilai positif kepada mahasiswa baru adalah memberikan berbagai aturan yang terlalu ketat sehingga tidak membebaskan mahasiswa baru untuk bertindak atau berkreativitas. 

Aturan yang terlalu ketat dibuat dengan berbagai pertimbangan dan urgensi, salah satu pertimbangan pembuatan aturan yang terlalu ketat tersebut dan berhubungan dengan penanaman nilai adalah pembiasaan perilaku positif mahasiswa baru agar tumbuh nilai-nilai positif dari pembiasaan perilaku tersebut. 

Aturan yang terlalu ketat akan mengekang kebebasan mahasiswa baru, pembiasaan perilaku positif yang dimaksudkan malah akan berubah menjadi pengekangan nilai-nilai positif lain. 

Kebebasan mahasiswa baru akan terkekang dengan aturan yang terlalu ketat, sehingga kreativitas mahasiswa baru akan terkekang.

Pengembangan nilai-nilai positif mahasiswa baru memandang mahasiswa baru sebagai manusia merdeka, memiliki pengetahuan, dan memiliki pengalaman. Hal itu didasarkan pada dua pemikiran. Pertama, perilaku dan sifat seseorang sangat ditentukan dari dua hal yaitu ilmu atau pengetahuan atau pemikiran yang dimiliki dan pengalaman kehidupan yang pernah dilalui atau didengar atau dilihat atau dirasakan.  

Kedua, anusia yang merdeka bebas melakukan apapun, baik hal positif maupun negatif, hanya saja kemerdekaan manusia tidak boleh mencederai kemerdekaan orang lain. 

Berdasarkan kedua dasar pemikiran itu maka pengembangan nilai-nilai positif dilakukan dengan memerdekakan mahasiswa baru bertindak, berbicara/berpendapat, dan berpikir tetapi tetap memberikan batasan-batasan tertentu kepada mahasiswa baru. Batasan-batasan tersebut dapat berupa aturan-aturan yang tidak mencederai kemerdekaan mahasiswa baru sebagai manusia.

Pengembangan nilai-nilai positif mahasiswa baru harus bertumpu pada konsep kesadaran mahasiswa baru. Kakak tingkat atau panitia Probinmaba harus membangkitkan atau membangun kesadaran mahasiswa baru mengenai nilai-nilai positif yang akan dikembangkan kepada mahasiswa baru. 

Pembangkitan atau pembangunan kesadaran dilakukan dengan berbagai metode, baik langsung maupun tidak langsung. Metode pembangkitan atau pembangunan kesadaran secara langsung dilakukan dengan dialog dan diskusi. 

Dialog dan diskusi akan menambah atau mengubah pemikiran mahasiswa baru sehingga ia sadar akan nilai-nilai positif dan ia bisa mengembangkan nilai-nilai positif tersebut secara mandiri dan merdeka. Metode pembangkitan atau pembangunan kesadaran secara tidak langsung dilakukan dengan memberi mahasiswa baru pengalaman-pengalaman tertentu yang membuat kesadaran mahasiswa baru bangkit dan terbangun. 

Contoh sederhana dari penerapan metode-metode ini ialah, jika kakak tingkat atau panitia ingin mengambangkan nilai solidaritas atau kesetiakawanan kepada mahasiswa baru. Metode langsung bisa dilakukan dengan berdiskusi dengan mahasiswa baru mengenai solidaritas dan kesetiakawanan. 

Metode tidak langsung dilakukan dengan memberikan permainan yang harus dilakukan dengan menerapkan solidaritas dan kesetiakawanan atau dengan membuat situasi dan kondisi yang memaksa agar mahasiswa baru menerapkan nilai-nilai kesetiakawanan dan solidaritas tanpa menghilangkan kemerdekaan mahasiswa baru sebagai individu.

Penanaman nilai-nilai positif kepada mahasiswa baru yang menjadi salah satu tujuan Probinmaba sebagau ajang kaderisasi awal mahasiswa FTP harus dilakukan dengan melihat mahasiswa baru sebagai manusia merdeka yang telah memiliki ilmu atau pengetahuan atau pemikiran. 

Hal akan menjadikan penanaman nilai dalam Probinmaba tidak dilakukan dengan "menjejalkan" melainkan dengan pengembangan nilai-nilai positif yang memang sudah dimiliki oleh mahasiswa baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun