Mohon tunggu...
Azmi Qurrota Ayun
Azmi Qurrota Ayun Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Gaperlu buktiin apapun ke orang lain jadi diri sendiri dengan versi terbaik aja

Selanjutnya

Tutup

Diary

Siapa Anak Tegar Itu?

6 Maret 2023   11:14 Diperbarui: 6 Maret 2023   11:17 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Matahari pagi hari ini bersinar terang, seorang anak perempuan berangkat ke sekolah dengan membaca doa dan berkata "abi umi saya pergi sekolah Assalamu'alaikum bismillahi tawakkaltu 'alallahi la hawla wala quwwata illa billah" sambil berlari kesenangan setiap hari ia mengucapkan  itu. Hari-hari berjalan dia tumbuh menjadi anak yang sangat peka terhadap sekitar dia selalu memikirkan orang-orang disekitarnya tanpa mendapatkan kembali perhatian itu dari orang orang yang ada disekitar nya. Ia punya kakak, ia selalu membantu kakaknya dalam melakukan segala hal ia mencuci kan pakaian kakak nya ia punya adik tapi ia selalu disalahkan oleh orangtua nya karena aduan dari sang adik ia  punya kakak laki-laki tapi ia tak pernah merasakan sosok itu ada hingga ia memutuskan untuk mulai menerima semua perlakuan tahun pun berlalu sangat kakak laki-laki mencoba mendekati nya tapi ia tidak bisa menerima ia tampak dekat dengan kakak laki-laki nya tapi ia tak merasa nyaman ketika sedang bersama kakak laki-laki nya itu Tampak hanya seperti saudara lain dari kecil ia sudah sering merasa diasingkan oleh banyak orang tapi banyak orang berkata bahwa semua sama ia saja yang baperan dan segala kata dikeluarkan dari sini ia percaya bahwa tak akan  ada orang yang faham jika ia mengalami dia juga tampak tak disayang  oleh bibi bibi nya bibi bibinya lebih menyukai keponakan mereka yang lebih cantik darinya. Saat ini ia sudah dewasa ia mencoba memaafkan kesakitan masa lalunya tapi dirinya tak merasa nyaman jika berada di dekat keluarga yang dulu memperlakukan nya dgn tidak terlalu baik ia memiliki sakit yang tidak pernah ia berita tau siapapun. Dan mencoba menyimpan semua yang ia rasakan saat ini ia tidak bisa nyaman dan lepas kepada saudaranya itu bahkan disaat saudaranya mendekati nya baik bibi maupun kakaknya ia tak pernah bisa mengatakan apa yang ia rasakan saat ini kepalanya sangat sakit  ia ingin berteriak kencang agar bisa memaafkan apa yang dipendam selama ini tapi ternyata itu tak kunjung ia dapatkan 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun