Mohon tunggu...
Azmi Qurrota Ayun
Azmi Qurrota Ayun Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Gaperlu buktiin apapun ke orang lain jadi diri sendiri dengan versi terbaik aja

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Makhluk Tak Tahu Terima Kasih Bernama Manusia

13 Februari 2023   17:49 Diperbarui: 13 Februari 2023   17:52 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

17 tahun lalu seorang ibu bernama sarah melewati rumah kecil milik tetangganya yang ternyata juga pendatang dari Jawa sebut saja ibu manda, ibu manda ini berasal dari Jawa Timur sedangkan ibu sarah berasal dari Jawa Tengah, ibu manda memiliki 2 orang anak yang satu perempuan dan satu lagi laki-laki. Ibu sarah akhirnya berteman baik dengan  ibu manda. Ibu manda pada akhirnya berteman dekat dengan ibu sarah layak nya kakak dan adik. 

Hingga tahun pun berlalu anak pertama dari ibu manda sudah duduk di bangku kuliah dan harus membayar biaya kuliah tapi ibu manda belum memiliki uang dan ibu manda pun meminjam uang kepada ibu sarah untuk  membayar uang  kuliah anaknya dan berjanji akan menggantinya jika sudah memiliki uang begitu seterusnya sampai anak pertamanya menyelesaikan pendidikan starata 1 itu. 

Sampailah dikemudian hari si ibu manda diminta pindah oleh pemilik rumah yang disewanya karena si pemilik ingin memperbaiki rumah itu katanya, kemudian ibu manda bingung akan pindah kemana saudaranya pun tak ada yang membantu nya semua seolah tak ingin tau dan tak peduli saudara ibu manda yang saya maksud itu saudara dari suami ibu manda yah. 

Kemudian ibu sarah dengan baik hati menawarkan bantuan kepada ibu manda yaitu ibu manda boleh membangun rumah di atas tanah milik ibu sarah dalam jangka waktu 10 tahun saja jika sudah 10 tahun ibu sarah boleh pindah dan membawa semua barang-barang milik nya diatas tanah itu  karna 

Anak-anak ibu sarah juga beranjak besar ibu sarah memiliki 1 anak laki-laki dan 4 anak perempuan ibu manda pun menerima tawaran ibu sarah dan akan mulai membangun rumah diatas tanah itu tentu saja dana untuk membangun rumah itu dengan bantuan ibu sarah lagi yang nanti nya akan dibayar oleh ibu manda setiap selesai panen padi dari sawah. 

Ketika pertengahan pembangunan rumah saudara suami ibu manda bersikeras menyuruh ibu manda agar tidak melanjutkan membangun rumah diatas tanah ibu sarah ia juga bahkan bahkan menawarkan ibu manda agar pindah kerumah sewa lamanya dan dia berjanji akan membayar uang sewa rumah ibu manda setiap tahunnya tak lupa pula saudara ibu manda telah membicarakan ini sebelum nya pada si pemilik rumah tapi tetap saja ibu manda menolak karna rumah hampir selesai dibangun. 

Rumah pun akhirnya selesai dibangun anak laki-laki ibu manda mengajar di sebuah sekolah Dasar swasta tapi pada akhirnya dia bertanya pada ibu sarah bagaimana cara menda mendaftarkan diri menjadi tenaga pengajar di pesantren didaerah itu karna hasil dari mengajar di sekolah Dasar kurang. Ibu sarah pun membantu mencarikan karna ibu sarah memiliki teman dekat ya kebetulan bekerja di pesantren  yang dimaksud anak laki-laki ibu manda dan akhirnya anak laki-laki ibu manda diterima di pesantren itu. 

Tahun pun berlalu anak perempuan ibu manda menuntut kepada ibunya bahwa ia ingin kuliah kebetulan ada anak ibu sarah yang memiliki umur sama dengan anak anak perempuan ibu manda., jadi ibu sarah meminta maaf bahwa tidak bisa membantu karna ibu sarah sedang menabung untuk kuliah anak perempuan nya maka kaki ini ibu sarah tidak bisa membantunya tapi mereka tak memaafkan ibu sarah mereka malah mendiamkan ibu sarah karena tidak bisa membantu mereka ibu sarah tetap sabar dan profesional dalam menjalin hubungan pertemanan hingga Sang anak laki-laki ketika bertemu dengan ibu sarah kini tak lagi mau menyapa dia lebih memilih untuk membuang wajahnya. Biarlah wajah tak tau terimakasih itu berpaling ucap ibu sarah sambil mengelus dada. 

Suatu hari ibu manda datang ke rumah ibu sarah menawarkan untuk membeli sebuah sawah agar digarap oleh ibu manda karna sawah yang biasanya dia garap sudah diminta oleh pemilik nya maka lagi-lagi ibu sarah menyanggupi nya dan membeli sawah itu lalu ibu manda pun menggarap nya. 

Tibalah waktu si anak laki-laki akan menikah ia tak mau melihat wajah ibu sarah sampai sekarang segitu  marahkah dia kepada ibu sarah sebab tak bisa membantu adiknya haruskah ibu sarah menerima perlakuan yang dirasa tak pantas oleh ibu sarah?. 

Acara hampir dimulai banyak yang dirahasiakan oleh keluarga ibu manda dari ibu sarah. Suami ibu sarah termasuk orang yang faham agama yah sebut saja suami ibu sarah ustadz didesa itu. Mereka melangsungkan pernikahan menggunakan adat yang  menyalahi aqidah yakni menyembelih sembelihan atas nama nenek moyang, tentu itu sangat menyalahi apa yang disampaikan oleh suami ibu sarah ditambah lagi saudara dari suami ibu manda menuding dan menuduh suami ibu sarah ikut campur urusan orang padahal suami ibu sarah berhak mengatur apa yang boleh dilakukan diatas tanah mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun