Kita pasti sudah tidak asing dengan media sosial. Ya, media sosial merupakan sebuah media online dengan penggunanya yang bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum, dan dunia-virtual. Di media sosial, para pengguna dapat dengan mudah membagikan kehidupan mereka yang dapat diakses dengan mudah oleh pengguna lain. Banyak sekali variasi yang dapat diunggah oleh seorang pengguna media sosial seperti capaian pekerjaan, wisuda sekolah, pembelian barang baru, dan lainnya.
Dengan mudahnya akses, kita dapat mengetahui banyak hal dari seorang pengguna. Â Banyaknya informasi yang didapat dari sebuah unggahan seringkali membuat kita merasa tertinggal, tidak sehebat mereka, dan yang terlebih adalah merasa insecure. Melihat unggahan yang memamerkan betapa indahnya hidup seseorang membuat kita berpikir bahwa hidup mereka sangat sempurna dan jauh dari kata menyedihkan. Unggahan-unggahan yang tidak relate dengan kehidupan kita dapat memicu terjadinya membandingkan diri dengan orang lain.
Pengertian Social Comparison
Hal tersebut dinamakan "Social Comparison"Â atau "Perbandingan Sosial". Apasih social comparison itu? Social comparison sendiri merupakan sebuah fenomena dimana seorang pengguna media sosial membandingkan dirinya dengan pengguna lainnya di media sosial. Perbuatan tersebut tentu mendatangkan banyak akibat yang fatal seperti turunnya rasa percaya diri, overthinking akan masa depan yang berlebihan, serta merasa dirinya gagal. Padahal, tidak semua yang diunggah di media sosial mempunyai cerita yang lengkap. Kita tidak tahu apa yang terjadi dibalik unggahan tersebut, yang kita ketahui hanyalah indahnya saja.
Maraknya fenomena social comparison ini dapat kita lihat di berbagai  media sosial seperti instagram, tiktok, facebook, dan masih banyak lagi. Tentunya kita tidak boleh melestarikan kebiasaan ini karena hal ini tentu akan berdampak ke diri kita dalam kurun waktu yang panjang. Timbulnya rasa tidak percaya diri mengakibatkan kita semakin takut dalam membuat pilihan hidup yang berada di luar zona nyaman kita dan mendorong kita untuk terus bergantung pada lifestyle orang lain dengan harapan dapat menjadi seperti mereka. Padahal, kebiasaan dan pilihan hidup seseorang belum tentu cocok dengan pribadi kita masing-masing.
Tips Menghilangkan Kebiasaan Social Comparison
Tentunya kita harus buang jauh-jauh kebiasaan ini. Berikut beberapa tips agar kita dapat lebih bijak lagi dalam menyikapi sebuah uanggahan :
1.Mempunyai mindset bahwa media sosial adalah tempat berbagi, bukan berkompetisi.
Kita harus selalu tanamkan di pikiran kita bahwa unggahan-unggahan yang membuat kita merasa "kurang" adalah unggahan yang diunggah guna membagikan kehidupan semata dan bukan untuk dijadikan bahan bandingan dengan kehidupan kita.
2.Membatasi waktu dalam bermain media sosial
Jika merasa sudah membuka media sosial terlalu lama dan membawa perasaan menjadi toxic/overthinking, alangkah baiknya untuk langsung berhenti dan mulai mencari aktivitas lain yang dapat membantu mengalihkan pikiran kita.
3.Mengikuti akun yang berkonten positif
Akun-akun yang membagikan unggahan-unggahan positif pasti dapat mendorong kita agar selalu berpikir jernih dan menghiraukan segala pikiran yang tidak perlu.
Nah, berikut adalah beberapa tips yang dapat dilakukan oleh kita semua, jangan sampai hanya dari sebuah unggahan dapat berdampak buruk bagi kehidupan kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H