Mohon tunggu...
Azlan Shah
Azlan Shah Mohon Tunggu... Arsitek - Penulis

Arsitek, Entreprenuer

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

"Sharing" Pengalaman dan Pandangan Terhadap Asuransi Perjalanan di Indonesia

29 Mei 2018   18:20 Diperbarui: 29 Mei 2018   18:30 1055
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertengahan April lalu, kakak saya sekeluarga pulang kembali ke Indonesia selepas menyelesaikan studi S2 nya di Southampton, UK, bersamaan dengan abang ipar saya yang juga baru menyelesaikan studi S3 nya di universitas yang sama.

Kakak saya mendapatkan beasiswa dari Pemerintah Daerah untuk gelar Master of Arts nya, sedangkan suaminya mendapatkan beasiswa dari Dikti selama 4 tahun untuk gelar Ph.D nya di bidang pendidikan bahasa Inggris.

Sehingga dalam masa tinggal di Southampton selama 4 tahun tersebut, ada sekian banyak barang di rumah yang  telah dibeli, mulai dari buku-buku sampai peralatan rumah tangga. Dalam pengiriman pulang pada Januari lalu, satu paket yang dititipkan di satu kapal mengalami kebakaran, sehingga sampai saat ini, barang tersebut belum berhasil ditemukan solusi penggantian ganti ruginya.

Cerita diatas membuktikan betapa besar nilai dari sebuah asuransi, sebagai pengendali resiko yang ada untuk menjaga harta benda kita. Mulai dari jenis asuransi pengiriman barang, sampai asuransi kesehatan dan asuransi perjalanan.

Ada lagi pengalaman seseorang rekanan yang berkunjung ke Turki, dimana ia merupakan seorang ahli IT, mengalami keracunan makanan di sana. Dia dirawat inap selama 5 hari, yang mana biayanya pasti sangat mahal. Jika saja ia tidak memiliki asuransi perjalanan, yang include perlindungan kesehatan, pastilah perjalanannya di Turki menjadi hal yang sangat traumatis.

Rencana liburan kamu dapat menjadi rusak seketika jika kamu sakit di negeri orang ataupun paspor dan bagasi mu hilang, dimana bukannya hal ini sangat jarang terjadi. Sebuah manajemen resiko menjadi pilihan yang paling masuk akal untuk menjamin perjalanan yang tidak ada hambatan demi menghindari resiko finansial dan juga resiko psikologis.

Memang biaya asuransi apapun selalu terlihat sebagai biaya ekstra dalam setiap kegiatan kita. Namun yang perlu kita perhatikan adalah perbandingan antara keuntungan dan biaya yang dibebankan. Cara menghitungnya sebenarnya cukup mudah. 

Contohnya jika setiap penerbangan memiliki sekian persentase masalah, yang dapat berupa kecelakaan, hilangnya bagasi dan lain-lain sebesar 1 dari 100 perjalanan, maka, jika nilai penawaran asuransi perjalanan yang diberikan harganya sama dari 1% harga tiket, sudah sepatutnya kamu mempertimbangkan apakah kamu ingin menggantikan resiko tersebut dengan biaya asuransi dimana nilainya sama dengan 1% harga tiket.

Saya sendiri melihat hal ini sebagai logika yang cukup jelas, resiko dapat dijamin dengan sebuah biaya asuransi perjalanan.

Belum lagi jika kita tambahkan variabel resiko tersebut meningkat secara ekponensial jika perjalanan yang kita lakukan adalah perjalanan bisnis, kerugian yang kita dapatkan jauh melampaui nilai asuransi. Dan jangan lupakan variabel waktu, keamanan, dan juga secara psikologis.

Di negara-negara maju, asuransi sudah menjadi makanan masyarakat disana, namun di Indonesia hanya golongan kelas ataslah yang memiliki akses terhadap asuransi ini. Ada sekian banyak Persero asuransi di Indonesia mulai dari Jiwasraya, Bumiputera yang mewakili BUMN, sampai AXA, Generali, AIA dan Allianz dari swasta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun