Menjalankan bisnis ecommerce menjadi salah satu pengalaman yang sangat berguna dalam hidup saya. Kebanyakan dari klien pun setuju bahwa banyak hal tidak dapat dikerjakan bahkan dari lulusan MBA sekalipun ataupun kelas bisnis lainnya.
Saya belajar dari setiap kesalahan yang saya lakukan. Setiap kesalahan memberikan maksud supaya tidak melakukan hal yang sama. Dan karena itu saya ingin berbagi beberapa pelajaran tentang ecommerce selama ini supaya kalian tidak melakukan kesalahan serupa yang saya lakukan, dan dapat sukses dengan bisnis ecommerce kalian dengan lebih cepat.
Kesalahan #1: Main Hajar
Jika kalian tanya pebisnis manapun, apa skill paling penting dalam menjalankan bisnis, jawabannya adalah Matematika. Ya hitung-menghitung. Kalian tidak bisa menghitung, pelajari skill ini atau lebih cepatnya ya pekerjakan orang ahli untuk bisnis kalian. Selain kemampuan menghitung, dimana saya sudah cukup percaya diri, selanjutnya adalah menghitung dengan hati-hati.
Masukkan semua variabel penting dalam perhitungan kalian. Jika tidak, seperti yang saya lakukan, saya memilih niche yang memiliki banyak permintaan namun tidak memiliki jumlah uang yang cukup untuk dijadikan profit. Produk yang terlalu bersaing harganya, sangat sulit apalagi bisnis yang saya jalankan mulai dari tahap awal. Pada akhirnya, biaya per bulan yang terlalu besar tidak menutup profit dalam tahun pertama, sehingga harus tutup cepat. Lain hal nya jika kalian punya minat investasi besar, pastinya punya lebih besar potensi untuk bersaing dan walaupun harga murah pastinya jumlah barang yang terjual dalam kuantitas besar akan menutupi biaya operasional.
Kesalahan #2: Tidak Adanya Perencanaan Konten
Dengan adanya konten, anda akan lebih mudah menarik pengunjung website. Walaupun pengunjung website anda bukanlah target konsumen yang sesungguhnya kalian cari, dalam enam bulan dengan konten marketing yang baik, website ecommerce dapat mendatangkan sekitar 1000 pengunjung unik setiap harinya dan pastinya sejumlah dari mereka akan mengkonversikan kunjungan menjadi pembelian barang.
Terkadang akan sulit untuk menciptakan konten bagi niche yang tidak digemari, contohnya topik seperti tas ramah lingkungan, cerita yang pastinya diulang, itu-itu saja. Berita tentang tas plastik berbayar yang diberlakukan dan isu ramah lingkungan.
Namun kuncinya yang saya pelajari adalah konten marketing sebenarnya tidak bergantung dengan produk yang anda pasarkan melainkan apa yang menarik minat calon pembeli yang ditarget, dapat anda mainkan emosinya.
Untuk contoh tas hemat lingkungan, anda bisa menarget komunitas peduli lingkungan, dan juga masyarakat kelas atas, cenderung lebih memilih produk ramah lingkungan walaupun jauh lebih mahal. Komunitas lainnya bisa jadi masyarakat yang peduli makanan sehat, menyukai olahraga, sedikit penelitian lebih lanjut dari anda atau tim marketing anda dapat membuktikan fakta ini.
Dengan menciptakan strategi konten marketing disekitar calon pembeli ideal anda, dibandingkan terlalu fokus terhadap produk dengan target marketing masyarakat umum, anda pasti memiliki ide untuk menulis sesuatu terkait dengan komunitas calon pembeli dibandingkan topik produk anda sendiri.
Terlebih akan jauh lebih menguntungkan bagi strategi marketing anda jika anda menulis sesuatu terkait calon pembeli anda dibandingkan produk anda yang dipaksakan namanya untuk dikenal, tanpa ada keterikatan emosional dengan calon pembeli.
Kesalahan #3: Menghabiskan Terlalu Banyak Waktu Dengan Hal Yang Tidak Penting
Jika anda memulai dari bisnis kecil, seperti saya, normalnya anda akan melakukan segala sesuatunya seorang diri. Anda membuat website, sebagai admin website, menjalankan marketing website, dan seterusnya.
Masalahnya walaupun anda lebih percaya dengan hasil karya anda sendiri, dan juga anda akan 100% menaruh konsentrasi terhadap bisnis anda, tidak akan sama nilainya dengan usaha karyawan yang mungkin dapat anda bayar. Akan tetapi masalahnya, biaya waktu sebagai gantinya menjadi dilema. Waktu anda istirahat dengan keluarga, teman, waktu untuk meditasi terhadap ide marketing, atau ide usaha secara langsung menjadi kurang.
Anda harus tahu kapan anda seharusnya melakukan sesuatunya sendiri, dan beberapa hal lainnya dapat anda delegasikan kepada orang lain. Contohnya banyak bagian website ecommerce yang dapat anda jadikan sistem otomatis yang menggunakan EWMS Software sehingga dapat menghemat waktu, bahkan anda tidak perlu membayar gaji karyawan untuk itu.
Logo website, dapat anda order jasa desain di pihak ketiga seperti Fiverr, dimana sering saya pakai, dan anda tidak perlu menghabiskan waktu berhari-hari untuk mengubah sedikit bagian logo dimana sesungguhnya anda sendiri tidak mahir dalam hal tersebut. Sendangkan lewat Fiverr, ada tenaga ahli yang dapat mengerjakan hal tersebut dalam satu jam (tergantung pesanan) karena itulah mereka murah, karena mereka berpengalaman dan dapat dengan cepat menyelesaikan tugas mereka. Anda dapat meminta revisi, namun dengan detail informasi yang anda berikan seperti visi misi, image dan audience yang lengkap dalam order anda, pastinya hasilnya akan jauh lebih baik daripada anda berkutat dengan detail warna tanpa adanya waktu dalam penciptaan ide logo ecommerce anda sendiri.
Demikian semoga pengalaman yang saya bagikan dapat berguna bagi admin maupun pemilik ecommerce, sukses dengan bisnis anda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H