Mohon tunggu...
Azkiya Musfirah
Azkiya Musfirah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pecinta Tulisan dan Waktu Luang

Life To Learn

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Tahun 2025, Naikkan Isu Kesehatan Remaja untuk Kepedulian Masa Depan Indonesia

9 Januari 2025   06:58 Diperbarui: 9 Januari 2025   06:58 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memasuki tahun baru, Indonesia melangkah semakin dekat kepada target 'Indonesia Emas 2045". Berhenti sejenak dari isu politik dan ekonomi, mari kita membahas nasib kesehatan masyarakat kita terutama anak muda penerus bangsa dengan kembali mengangkat isu kesehatan remaja sebagai pengingat bahwa Indonesia masih 'belum baik-baik saja'. Isu kesehatan remaja yang selama ini kita ketahui adalah masalah anemia pada remaja perempuan, stunting, kurus, dan obesitas. Namun belakangan ini, ada beberapa permasalahan yang semakin mengkhawatirkan berkaitan dengan kebiasaan buruk remaja yang semakin tidak terkontrol, yakni konsumsi rokok, alkohol, penyalahgunaan narkoba, dan aktivitas seks bebas. Keempat masalah ini memiliki urgensi yang sangat tinggi karena berkaitan dengan keberlangsungan hidup jangka panjang.

Merokok, seperti yang kita semua tahu bahwa ia tidak membawa manfaat apapun bagi kehidupan kita, malah justru merupakan pilihan yan tepat untuk memperpendek jatah usia. Masalah serius yang dihadapi adalah remaja yang tumbuh di lingkungan dengan banyak perokok dewasa di sekitarnya membuatnya ingin ikut 'mencoba' hal tersebut entah karena hanya iseng, ingin terlihat keren, karena stres, atau hanya karena suka melihat asap rokok dan berujung kecanduan tidak bisa berhenti sampai dewasa. Merokok tidak membawa satupun manfaat, justru penyakit yang akan berdatangan seperti penyakit jantung, paru-paru kronis, kanker, masalah kesehatan mulut dan tenggorokan, serta berbagai penyakit lanjutan lain.

Mirisnya, meskipun fakta tersebut terpampang dimana-mana dan bisa diakses oleh siapa saja, angka prevalensi perokok remaja justru meningkat berdasarkan data dari Global Youth Tobacco Survey (GYTS) pada anak sekolah usia 13-15 tahun sebanyak 18,3% (2016) naik menjadi 19,2% (2019). Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 sendiri menunjukkan bahwa kelompok usia 15-19 tahun merupakan kelompok perokok terbanyak (56,5%) diikuti kelompok usia 10-14 tahun (18,4%).

Masalah rokok terus berjalan, muncul bersisian masalah konsumsi alkohol yang semakin marak di kalangan remaja. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa konsumsi alkohol penduduk usia 15 tahun keatas pada tahun 2020 mencapai 0,39 liter perkapita dengan jenis alkohol yang paling banyak dikonsumsi adaah miras tradisional, bir, anggur-arak, whisky dan oplosan. Seiring perkembangan zaman, dengan banyaknya pengonsumsi alkohol di lingkungan sekitar dan semakin mudahnya akses, anak-anak mencari tantangan baru dengan mulai mencoba-coba sehingga akhirnya kecanduan. Perlu diketahui, alkohol cenderung lebih berbahaya bagi remaja karena dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan terutama perkembangan otaknya dan menyebabkan masalah kognitif remaja. Alkohol juga sering dikaitkan dengan kematian akibat overdosis, penurunan kesadaran dan kecelakaan, jatuh, tenggelam, dan bunuh diri.

Kemudian masalah selanjutnya ada pada penyalahgunaan narkoba dan seks bebas. Data dari Kominfo tahun 2021 menjelaskan bahwa pengunaan narkoba pada usia 15-35 tahun memiliki prevalensi terbanyak yakni sebesar 82,4% yang berstatus sebagai pemakai, 47,1% sebagai pengedar, dan 31,4% sebagai kurir. Jenis narkoba yang paling banyak digunakan di Indonesia menurut Drugs Report 2022 adalah Ganja, sabu, nipam, dan dextro. Dampak yang dimunculkan oleh jenis narkoba ini sangat fatal, seperti penurunan daya pikir yang mempengaruhi kinerja otak, gangguan pada jantung, pembuluh darah, paru-paru, kulit, dan lain lain. Belum terhitung dampak kejiwaan yang dialami oleh pengguna narkoba yang menjadi agresif, suka melakukan kekerasan, dan masalah kejiwaan lainnya.

Dan jika berbicara soal masalah terakhir yakni seks bebas, masalah inilah yang sebenarnya paling memprihatinkan, karena Indonesia sebagai salah satu negara dengan penduduk muslim terbanyak, seperti tidak tercermin akibat perbuatan masyarakatnya. Bayangkan, larangan sejelas perintah Tuhan untuk menjauhi zina dan seks bebas dilanggar begitu mudah, tetapi ketika sudah merasakan dampaknya justru memohon belas kasih orang lain padahal itu akibat dari perbuatannya sendiri yang dilakukan secara sadar. Sakit hati tidak dipertanggungjawabkan apabila terlanjur hamil, dan merasa lelah fisik batin mengurus anak tanpa suami. Tidak hanya itu, risiko penularan penyakit seksual seperti HIV juga semakin tinggi. HIV yang berkembang menjadi AIDS tidak ada obatnya. Virus itu melemahkan imunitas tubuh dan membuat tubuh rentan bahkan walaupun dengan penyakit ringan sekalipun. Berbahaya. Sangat berbahaya dampak dan akibatnya.

Pemerintah kita sendiri bukannya tidak bergerak. Banyak kebijakan yang telah dirancang misal penerapan periklanan dan promosi bebas tembakau di jalan atau di medis sosial, kemudian larangan penjualan tembakau kepada yang berusia di bawah 21 tahun untuk membantu mendenormalisasi kebiasaan merokok dan perilaku vaping. Pendidikan orang tua di rumah juga berperan sangat penting dalam membangun pola hidup anak. Membiasakan anak hidup sehat dengan edukasi bahaya rokok, alkohol, dan narkoba, serta sex education yang biasanya dianggap tabu harus mulai digencarkan. Anak-anak yang terbiasa dengan edukasi sejak dini serta orang tua yang tegas dalam melarang hal-hal buruk memiliki fondasi yang kokoh dan tidak mudah terpengaruh lingkungan. Hal inilah yang dirasa perlu ditekankan di Indonesia sebagai bentuk kepedulian terhadap anak bangsa dan masa depan negara.

Pada kesimpulannya, remaja yang rentan terpengaruh lingkungan dan suka 'mencoba-coba' terhadap rokok, alkohol, narkoba, dan seks bebas harus mendapat perhatian penuh karena masalah ini mempengaruhi masa depan Indonesia. Akibat yang ditimbulkan dari 4 hal tersebut sudah cukup menjadi pertimbangan penegasan hukum terhadap masalah ini dan pertimbangan kuat bagi para orang tua untuk mulai mengedukasi anaknya sejak dini terhadap bahaya 4 hal tersebut untuk membangun fondasi kokoh agar anak tidak mudah terpengaruh dan merasa sayang terhadap tubuhnya sendiri.

Sumber:

BNN RI. (2022). Hindari Narkotika Cerdaskan Generasi Muda [Online]. Tersedia di situs https://bnn.go.id/hindari-narkotika-cerdaskan-generasi-muda-bangsa/#:~:text=Berdasarkan%20data%20dari%20kominfo%202021,31%2C4%25%20sebagai%20kurir. [Diakses pada 8 Januari 2025].

Ayosehat Kemenkes RI. (2023). HCD-in Aja Remaja Biar Berhenti Merokok [Online]. Tersedia di situs https://ayosehat.kemkes.go.id/hcd-in-aja-remaja-biar-berhenti-merokok. [Diakses pada 8 Januari 2025].

Sehatnegeriku Kemenkes RI. (2024). Perokok Aktif di Indonesia Tembus 70 Juta Orang, Mayoritas Anak Muda [Online]. Tersedia di situs https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20240529/1545605/perokok-aktif-di-indonesia-tembus-70-juta-orang-mayoritas-anak-muda/. [Diakses pada 8 Januari 2025].

Achjar K. A, Maharani N. P. (2023). Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Media Leaflet terhadap Perilaku Remaja Putra tentang Bahaya Mengkonsumsi Alkohol dan Rokok. Jurnal Keperawatan. 15(1): 213-215. http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=3395832&val=29785&title=Pengaruh%20Pendidikan%20Kesehatan%20dengan%20Media%20Leaflet%20terhadap%20Perilaku%20Remaja%20Putra%20tentang%20Bahaya%20Mengkonsumsi%20Alkohol%20dan%20Rokok

National Institute on Alcohol Abuse and Alcoholism. (2025). Ketahui Fakta tentang Alkohol di Bawah Umur [Online]. Tersedia di situs https://www.niaaa.nih.gov/publications/brochures-and-fact-sheets/underage-drinking. [Diakses pada 8 Januari 2025].

RSP Respira. (2023). Remaja dan Masalah Kesehatan [Online]. Tersedia di situs https://rsprespira.jogjaprov.go.id/remaja-dan-masalah-kesehatan/. [Diakses pada 8 Januari 2025].

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun