Mohon tunggu...
Azkiya Musfirah A
Azkiya Musfirah A Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Life To Learn

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Hari Hipertensi Sedunia, Tingkatkan Kepedulian Masyarakat terhadap 'The Silent Killer'

18 Agustus 2024   11:16 Diperbarui: 18 Agustus 2024   11:18 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

World Hypertension Day (WHD). Pernah mendengar satu hari ini? Ya, tanggal 17 Mei diperingati sebagai hari hipertensi sedunia dimana setiap tahunnya digalakkan peringatan tentang bahaya hipertensi untuk mendorong kepedulian masyarakat terhadap kesehatan diri masing-masing. Sudah lewat 3 bulan yang lalu, tetapi tidak ada salahnya untuk membawa kembali isu salah satu penyakit tidak menular (PTM) ini untuk meningkatkan kesadaran kita semua terhadap The Silent Killer, Hipertensi.

Prevalensi hipertensi di Indonesia menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 adalah 34,1%. Angka ini mengalami kenaikan dibandingkaan data riskesdas tahun 2013 yang sebesar 25,8%. Buruknya, diperkirakan hanya 1/3 kasus hipertensi di Indonesia yang terdiagnosis, sisanya tidak terdiagnosis atau tidak disadari kemunculannya. 

Peningkatan angka prevalensi ini menunjukkan bahwa bertambahnya masyarakat yang belum menyadari bahaya hipertensi, pun tetap mengonsumsi makanan tinggi garam dan lemak, merokok, mengonsumsi alkohol, dan kurang berolahraga atau melakukan aktivitas fisik.

Pertanyaannya, apakah hal tersebut berbahaya? Sangat berbahaya. Sebab hipertensi yang kronis bisa memicu kemunculan komplikasi lanjutan seperti rusaknya ginjal, gagal jantung, maupun berdampak pada otak. Itulah dasar julukan 'the silent killer' karena hipertensi 'diam-diam' mematikan penderitanya apabila tidak punya kepedulian untuk merawat tubuhnya sendiri selama masa hidupnya. 

Hipertensi sendiri adalah keadaan dimana tekanan darah seseorang tinggi melebihi angka 120/80 mmHg setelah pengukuran sebanyak 2 kali dalam selang waktu 5 menit saat tubuh tenang. Hipertensi ini penyebab dan faktor risikonya luas, ada yang tidak dapat kita kontrol seperti genetik, usia, jenis kelamin, ada pula yang dapat kita kontrol dan inilah yang wajib kita gencarkan edukasinya kepada masyarakat Indonesia.

Faktor paling umum ada pada konsumsi makanan dan/atau minuman yang tinggi garam dan lemak. Konsumsi garam berlebih menyebabkan natrium dalam cairan ekstraseluler meningkat yang memicu kenaikan volume darah dan menyebabkan naiknya tekanan darah. Timbunan lemak berlebih juga dapat mempersempit pembuluh darah dan menyebabkan jantung harus bekerja dua kali lebih keras untuk memompa darah dan menyebabkan tekanan darah naik.

Lainnya adalah kondisi seseorang yang kelebihan berat badan tanpa melakukan aktivitas fisik. Orang obesitas yang juga menderita hipertensi mempunyai volume darah yang besar dan daya pompa jantung yang otomatis tinggi membuat tekanan darah juga ikut tinggi. Kemudian faktor konsumsi rokok dan alkohol juga menjadi salah satu penyebab seseorang hipertensi. Kenapa? Karena di dalam rokok terdapat nikotin, dimana nikotin ini memiliki efek upper/memicu pengeluaran hormon adrenalin yang meningkatkan kerja seluruh organ tubuh termasuk jantung sehingga tekanan darah juga ikut meningkat.

Lalu memangnya apa dampak sebenarnya dari hipertensi?

Apabila hipertensi tidak kunjung dikontrol dalam jangka waktu yang lama, dampaknya fatal pada tiga penunjang tubuh utama, yaitu jantung, otak, dan pembuluh darah (cardiocerebrovascular disease) termasuk di dalamnya penyakit jantung dan stroke yang menjadi pembunuh nomor 1 dan bertanggung jawab atas 13% dari total kematian di dunia tahun 2021. 

"Setiap peningkatan darah 20/10 mmHg akan meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung koroner 2 kali lebih tinggi," ucap dr. Erwinantu Sp. JP(K) FIHA selaku Ketua Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia pada konferensi pers Hari Hipertensi Sedunia secara virtual, Kamis (6/5/2021). Jika sudah sampai pada tahap ini, tubuh sudah tidak bisa berfungsi secara normal lagi, atau bahkan memerlukan tempat tidur untuk seumur hidupnya. 

Maka dari itu, penting sekali pencegahan dan kontrol diri terhadap faktor-faktor yang memicu naiknya tekanan darah. Jika tidak mengalami hipertensi, maka jaga pola makan, jauhi garam dan lemak berlebih, berhenti merokok dan kurangi alkohol, serta berolahraga ringan setiap hari unruk mencegah kenaikan berat badan berlebih. 

Jika sudah terkena hipertensi, kontrol tekanan darah jangan sampai melambung tinggi dengan kurangi drastis konsumsi garam dan lemak, berhentilah merokok dan alkohol, serta cobalah beraktivitas fisik setiap hari agar berat badan tidak bertambah karena tubuh memerlukan gerak agar energi yang dihasilkan tubuh tersalurkan dan tidak menumpuk di dalam tubuh. 

"Yang penting kalau kita bisa mengontrol tekanan darah maka risiko untuk terjadinya stroke dan kematian akibat stroke akan turun 30% sampai 40%," ucap dr. Erwinanto menegaskan pentingnya kontrol tekanan darah melalui pola hidup untuk mengurangi risiko komplikasi mematikan tersebut.

Yang perlu diingat, baik pencegahan maupun pengobatan hipertensi itu BERLANGSUNG SEUMUR HIDUP, tidak boleh temporer karena melepaskan diri sama saja membiarkan tekanan darah terus tinggi yang akhirnya memicu komplikasi yang jauh lebih parah. Perbaiki asupan makanan, hindari garam lemak berlebih, kurangi rokok dan alkohol, dan beraktivitas fisiklah untuk mencegah obesitas. Jika hal ini dilakukan, maka tak ayal penyakit selain hipertensi pun bisa dihindari.

Control it, and let's live longer.

Sumber:

Rokom. (2021). Hipertensi Penyebab Utama Penyakit Jantung, Gagal Ginjal, dan Stroke. [Online]. Tersedia di situs https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20210506/3137700/hipertensi-penyebab-utama-penyakit-jantung-gagal-ginjal-dan-stroke/. [Diakses pada 17 Agustus 2024]

Marlita, Lestari RM, Ningsih F. (2022). Hubungan Gaya Hidup (Lifestyle) dengan Kejadian Hipertensi pada Usia Produktif. Jurnal Surya Medika, 8(2): 24-30. https://journal.umpr.ac.id/index.php/jsm/article/download/3850/2624/15042

Sitorus RS. (2018). Hubungan Pola Hidup engan Hipertensi pada Pasien Hipertensi di Lingkungan III Sei Putih Timur II Wilayah Kerja Puskesmas Rantang Medan. Jurnal Keperawatan Priority, 1(2):105-18. https://media.neliti.com/media/publications/290525-hubungan-pola-hidup-dengan-hipertensi-pa-c380f41c.pdf

Fadhli WM. (2018). Hubungan antara Gaya Hidup dengan Kejadian Hipertensi pada Usia Dewasa Muda di Desa Lamakan Kecamatan Karamat Kabupaten Buol. Jurnal KESMAS, 7(6):1-14. https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/kesmas/article/view/22785/22482#:~:text=Meningkatnya%20kejadian%20hipertensi%20dipengaruhi%20oleh,dan%20stres%20(Nisa%202012)

Apriani RP, Rahayu YP, Manto AD. (2019). Hubungan Pola Hidup dengan Kejadian Hipertensi di Wilayah Puskesmas Gadang Hanyar Banjarmasin. Naskah Publikasi 2-4. https://repository.unism.ac.id/1599/1/Naskah%20Publikasi.pdf

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun