Mohon tunggu...
Azkiya Musfirah A
Azkiya Musfirah A Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Life To Learn

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Diabetes, Penyakit Tidak Menular Berbahaya dengan Dampak Kematian

26 Januari 2024   14:32 Diperbarui: 26 Januari 2024   14:36 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://databoks.katadata.co.id/

Penyakit kencing manis, atau yang lebih dikenal dengan diabetes merupakan penyakit mematikan ketiga di Indonesia setelah penyakit stroke dan penyakit jantung. Laporan dari International Diabetes Federation (IDF) menyatakan bahwa jumlah penderita diabetes tipe 1 di Indonesia mencapai 41.800 orang pada tahun 2022. Angka tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara dengan penderita diabetes tipe 1 terbanyak di wilayah ASEAN dan menduduki peringkat ke-34 dari 2-4 negara dalam skala global.

Pada bulan Januari 2023 lalu, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) melakukan sebuah penelitian yang menyatakan bahwa prevalensi kasus diabetes pada anak meningkat 70 kali lipat jika dibandingkan dengan jumlah anak penderita diabetes pada tahun 2010, dimana di tahun 2023 kasus diabetes pada anak mencapai 2 orang per 100.000 jiwa. Dari 1.645 anak yang menderita diabetes, 60% penderitanya berjenis kelamin perempuan dan mayoritas berada di kisaran usia 10-14 tahun.

Data-data tersebut menunjukkan urgensi penyakit diabetes yang kian hari semakin meningkat. "Jumlah ini sekitar 10 tahun mendatang dapat meningkat dua sampai tiga kali lipat," kata dr. Susie Setyowati, Konsultan Endoktrin, Metabolik, Diabetes di Jakarta.

Kepedulian yang mendesak saat ini ada prevalensi anak yang menderita diabetes. Apabila kenaikan angka prevalensi terus dibiarkan, maka generasi penerus bangsa akan mengalami angka kesakitan yang tinggi dan berdampak pada tingkat produktivitas Indonesia di masa mendatang. 60% penderita di kalangan anak-anak berjenis kelamin perempuan menambah perhatian kita karena diabetes juga merupakan penyakit genetik yang bisa diturunkan pada anak, maka tak dapat dipungkiri perempuan penderita diabetes akan melahirkan bayi yang kelebihan berat badan diatas 4 kg dan memiliki penyakit diabetes genetik/turunan yang dominan.

Diabetes sendiri merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disebabkan penumpukan gula dalam darah karena hormon insulin yang bertugas mengolah glukosa menjadi energi tidak bekerja sehingga gula tidak dapat digunakan oleh sel-sel tubuh. Penyakit diabetes digolongkan menjadi dua jenis, yaitu diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2. Diabetes tipe 1 merupakan penyakit autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang dan menghancurkan sel-sel pankreas penghasil insulin. Hal ini menyebabkan kadar glukosa darah meningkat dan merusak organ-organ tubuh. Sedangkan diabetes tipe 2 adalah jenis yang paling banyak dialami, yakni sekitar 90-95% dari keseluruhan penderita diabetes. Diabetes tipe 2 terjadi ketika sel-sel tubuh menjadi kurang sensitif terhadap insulin (resistensi insulin) sehingga insulin tidak dapat digunakan dengan baik dan menyebabkan kadar glukosa darah meningkat.

Lalu bagaimana cara mengetahui apakah kita terkena penyakit diabetes atau tidak?

Ada beberapa metode tes yang dapat dijalani oleh pasien untuk mengetahui kadar gula dalam darah, antara lain:

  • Tes gula darah sewaktu, yaitu mengukur kadar glukosa darah di waktu acak, dan jika hasilnya berada diatas 200 mg/dl, pasien dapat didiagnosis menderita diabetes.
  • Tes gula darah puasa, dimana pasien harus berpuasa dahulu selama 8 jam sebelum tes, dan jika hasilnya berada diatas 126 mg/dl, pasien dapat dikatakan menderita diabetes.
  • Tes HbA1C (glycated haemoglobin test), yang mengukut kadar gula darah dalam hemoglobin. Jika kadarnya berada diatas 6,5% maka pasien menderita diabetes.

Apabila hasil tes menunjukkan bahwa pasien tidak menderita diabetes, maka pencegahan harus dilakukan sebagai tindakan preventif dengan konsumsi buah dan sayur yang lebih banyak, membatasi konsumsi gula, garam, dan lemak (GGL) dan membatas makanan dan minuman kemasan tinggi gula (minuman bersoda, snack dengan kadar pemanis tinggi), dan tinggi lemak (gorengan, frozen food), menghentikan kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol, rutin melakukan cek gula darah, serta melakukan aktivitas fisik untuk menjaga berat badan ideal, meningkatkan kualitas tidur, dan membantu mengatur tekanan darah karena aktivitas fisik membantu sirkulasi darah tetap lancar.

Namun apabila seseorang telah didiagnosis menderita diabetes dan membutuhkan pengobatan, maka biasanya dokter akan memberikan obat metformin yang berfungsi menurunkan produksi gula dari hati dan membantu tubuh mengolah insulin secara efektif untuk penderita diabetes tipe 2. Suplemen atau vitamin tambahan juga dapat diberikan untuk mengurangi risiko komplikasi yang mungkin dirasakan oleh penderita diabetes tipe 2. Perubahan pola hidup termasuk konsumsi makanan dan aktivitas fisik perlu diperhatikan untuk mencegah keparahan dari penderita diabetes karena komplikasi yang mungkin dapat muncul akibat diabetes baik tipe 1 maupun 2 sangat mematikan, diantaranya adalah stroke, penyakit jantung, gagal ginjal kronis, neuropati diabetik, gangguan penglihatan, depresi, demensia, gangguan pendengaran, frozen shoulder, luka dan infeksi yang sulit sembuh, serta kerusakan kulit akibat infeksi bakteri dan jamur.

Pada kesimpulannya, urgensi penyakit diabetes semakin tinggi dilihat dari prevalensi penderita anak-anak dan dewasa yang kian meningkat, membutuhkan perhatian ekstra dari pemerintah maupun masyarakat dengan memperhatikan kondisi gula darah pribadi dan melakukan pencegahan seperti konsumsi buah dan sayur, melakukan aktivitas fisik, menghentikan kebiasaan merokok dan minum alkohol, serta beristirahat yang cukup apabila belum terkena penyakit diabetes. Namun apabila sudah didiagnosis terkena diabetes, segera lakukan pengobatan sesuai anjuran dokter dan memperbaiki pola hidup untuk menghindari komplikasi mematikan dari penyakit diabetes.

Sumber:

Alodokter. (2022). Diabetes. Diakses pada 23 Januari 2024 di https://www.alodokter.com/diabetes

Ahdiat, A. (2023). Indonesia Punya Penderita Diabetes Tipe 1 Terbanyak di ASEAN. Terbit di Databoks.katadata. Diakses pada 23 Januari 2024 di https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/02/10/indonesia-punya-penderita-diabetes-tipe-1-terbanyak-di-asean

Ayosehat Kemkes RI. (2022). 3 Cara Mudah Hidup Sehat untuk Cegah Diabetes. Diakses pada 23 Januari 2024 di https://ayosehat.kemkes.go.id/3-cara-mudah-hidup-sehat-untuk-cegah-diabetes

P2PTM Kemkes RI. (2018). Diabetes: Penderita di Indonesia bisa mencapai 30 juta orang pada tahun 2030. Diakses pada 23 Januari 2024 di https://p2ptm.kemkes.go.id/tag/diabetes-penderita-di-indonesia-bisa-mencapai-30-juta-orang-pada-tahun-2030

Yankes Kemkes RI. (2023). Diabetes Melitus pada Anak. Diakses pada 23 Januari 2024 di https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2612/diabetes-melitus-pada-anak

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun