Personalisasi menjadi kunci penentuan keputusan atas sebuah produk. Hal ini ditunjukkan dengan 58% Gen Z bersedia membayar harga lebih tinggi untuk produk-produk yang ditargetkan dengan kepribadian mereka masing-masing.
Lebih dari setengah dari Gen Z merasa bahwa iklan mengganggu dan mereka lebih mempercayai influencer media sosial untuk mendapat masukan terkait produk. Hal ini masih sama dengan preferensi generasi millennial.
Berdasarkan penjelasan mengenai perbedaan perilaku konsumen antara generasi millennial dan generasi z, berikut terdapat beberapa terobosan yang dapat dilakukan bagi pengusaha dalam memasarkan produknya berdasarkan usia target pemasaran.
Bagi produk dengan target pasar kaum millennial:
Menjadi sebuah target terbaik untuk menjual produk di platform penjualan online, karena kaum millennial adalah yang kaum paling mendominasi pasar, sehingga hal ini menjadi peluang bisnis yang sangat menguntungkan
Penjelasan mengenai produk yang dipasarkan dapat dijelaskan dengan detail, jelas, dan mudah. Sehingga kaum millennial yang memiliki waktu terbatas lebih mudah memahami detail produk yang dijual serta tidak bingung pada saat membuat sebuah pesanan.
Menarik kaum milenial dengan memasarkan produk melalui influencer-influencer kalangan generasi ini.
Bagi pengusaha dapat mendorong pengguna untuk meninggalkan review bagi produk, sehingga calon konsumen akan mudah untuk melihat-lihat review dari pembeli terdahulu.
Bagi produk dengan target pasar Gen Z:
Mendorong promosi produk di berbagai platform media sosial maupun e-commerce, terutama media sosial. Hal ini dikarenakan gen z yang memiliki waktu yang lebih banyak dibandingkan generasi millennial, serta gen Z terbukti memiliki durasi yang lebih lama dalam penggunaan media sosial.
Gen Z menjadi target pasar yang tepat untuk produk-produk yang selalu up to date atau mengikuti trend yang sedang berjalan.Â
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!