Tetapi di dalam Sahlin, ia juga menyebut struktur, sehingga terkadang orang merasa bahwa hal tesebut adalah sesuatu yang given (baca: sudah dari sononya). Secara sederhana, kita bisa menggambarkan di dalam Food as Symbolic Code bahwa kebudayaan sebagai kebiasaan diciptakan oleh kelompok tertentu (baca: kelompok borjuis) yang kebiasaan tersebut ingin dipertahankan melalui makanan. Sementara dalam Sony Walkman, kebudayaan sebagai sebuah kebiasaan dikonstruksi melalui serangkaian makna dan praktik, di mana ekspresi kebudayaan bersifat diskursif (memiliki peluang untuk ditawar dan dinegosiasikan ).
Referensi:
Sahlins, Marshal.1994. Food as Symbolic Code: Culture and Society Contemporary Debates. Â New York: Cambridge University.
Paul du Gay., et.all (Ed). Doing Cutural Studies: The Story of Sony Walkman. London: Sage Publication.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H