Mohon tunggu...
azkia alfiya
azkia alfiya Mohon Tunggu... Mahasiswa - UNIVERSITAS AIRLANGGA

Public Health ~ Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mpox, Strategi Efektif untuk Pencegahan dan Penanganan

1 Oktober 2024   20:36 Diperbarui: 1 Oktober 2024   20:54 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

       Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan pada 14 Agustus 2024 bahwa Monkeypox (Mpox) resmi dinyatakan sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat global (PHEIC) setelah wabah infeksi di Republik Demokratik Kongo menyebar ke negara-negara tetangga. Status PHEIC, yang merupakan level tertinggi dari WHO, bertujuan untuk mempercepat penelitian, pendanaan, dan  tindakan kesehatan masyarakat internasional. Mpox menarik perhatian global sejak Mei 2022 akibat penyebarannya di negara non-endemik. Gejalanya biasanya bersifat ringan dengan durasi 2-4 minggu, tetapi dapat berakibat fatal dengan tingkat kematian 3-6%. Penularan terjadi melalui kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, atau lesi kulit hewan terinfeksi.

       Pada tahun 1958 virus ini pertama kali ditemukan pada seekor monyet di Denmark dan juga di tahun 1950 ada seorang anak berumur sembilan bulan di Republik Demokratik Kongo teridentifikasi virus monkeypox di dalam tubuhnya . Kemudian kasus ini menjadikan pertama kali virus ditemukan pada tubuh manusia (WHO, 2022B).   

     Penyakit ini termasuk penyakit zoonosis atau berasal dari hewan yang menular pada manusia", jelas epidemiolog dan Ketua Tim Kerja Surveilans Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Solikhin Dwi Ramtana, MPH. Menurut laporan WHO per 30 Juni 2024, sekitar 85,8% kasus HIV terjadi pada laki-laki yang berhubungan seksual dengan laki-laki (LSL). Dari 35.861 kasus yang dites, 51,9% positif HIV, dan 83,8% kasus penularan terjadi melalui hubungan seksual. Data ini menunjukkan tingkat risiko tinggi pada kelompok tersebut.

       Indonesia melaporkan kasus Mpox pertamanya pada Oktober 2022, dengan total 72 kasus dikonfirmasi di enam provinsi sepanjang 2023. Untuk menanggapi peningkatan kasus, dilakukan surveilans aktif terhadap kelompok berisiko tinggi yang mendapat layanan HIV/AIDS, serta pelacakan dan pengujian pasangan seksual. Vaksinasi juga diberikan. Laporan Teknis ini menyajikan analisis epidemiologis dan merekomendasikan 10 langkah untuk Kementerian Kesehatan, WHO, dan mitra, termasuk surveilans aktif, peningkatan keterlibatan masyarakat, komunikasi risiko yang lebih baik, dan integrasi pencegahan mpox dalam program penyakit menular seksual.

      Vaksinasi cacar memberikan perlindungan dari cacar monyet. Direkomendasikan untuk orang sehat dalam pekerjaan berisiko tinggi terpapar. Vaksinasi pasca pajanan juga bermanfaat, ditawarkan kepada terpajan cacar monyet. Tidak untuk yang kekebalannya terganggu. Kontrol infeksi penting, seperti kebersihan tangan dan menggunakan APD saat kontak dengan hewan cacar monyet. Batasi kontak dengan tikus, primate dan darah, menjauhi daging tidak matang, dan masih banyak lagi. Maka dari itu menjaga kesehatan tubuh sangatlah  penting.

       Pengobatan untuk monkeypox saat ini masih dalam tahap pengembangan dan bersifat simptomatis serta suportif. Penderita disarankan mengikuti arahan dari fasilitas kesehatan, karena penyakit ini bisa sembuh dan gejalanya hilang sendiri. Penting bagi mereka yang terinfeksi untuk menjaga hidrasi, nutrisi, dan istirahat. Isolasi juga harus diimbangi dengan menjaga kesehatan mental, seperti beraktivitas positif dan tetap terhubung dengan orang terkasih. Untuk perawatan, hindari menggaruk, bersihkan tangan sebelum dan sesudah menyentuh lesi, serta jaga agar kulit tetap kering. Ruam bisa dibersihkan dengan air steril atau antiseptik.

"KATA KUNCI: Monkeypox, Kesehatan, Virus,"

 

 

DAFTAR PUSTAKA

World Health Organization.2024. Laporan Teknis Baru Tahun 2023 tentang Mpox di Indonesia oleh Kementerian Kesehatan dan WHO. https://www.who.int/indonesia/id/news/detail/14-04-2024-new-ministry-of-health-and-who-technical-report-on-mpox-in-indonesia-2023. (diakses tanggal 27 September 2024).

One health. 2024. Mengenal Mpox : Who Menyatakan Mpox sebagai Darurat Kesehatan Global. https://ohce.wg.ugm.ac.id/mengenal-mpox-who-menyatakan-mpox-sebagai-darurat-kesehatan-global/.(diakses tanggal 27 September 2024).

M. Bakhara Alif Rachman, dkk(2023). Penerapan Blok Se -Net Pada Deep Leraning Inception V3 Untuk Meningkatkan Deteksi Penyakit Mpox Pada Manusia. Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK), 10(7),pp. 1447-1452. (diakses tanggal 27 September 2024).

Heidy Putri Gumandang, (2022). Monkeypox Disease: Wabah Multi -- Nasional. Jurnal Kesehatan Saintika Meditory , 5(1),pp. 2655-9641. (diakses tanggal 27 September 2024).

Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI. (2022). Monkeypox- Infeksi Emerging. (https://infeksiemerging.kemkes.go.id/document/download/wQzP). (diakses tanggal 27 September 2024).

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun