Mohon tunggu...
gurujiwa NUSANTARA
gurujiwa NUSANTARA Mohon Tunggu... Konsultan - pembawa sebaik baik kabar (gurujiwa508@gmail.com) (Instagram :@gurujiwa) (Twitter : @gurujiwa) (Facebook: @gurujiwa))

"Sebagai Pemanah Waktu kubidik jantung masa lalu dengan kegembiraan meluap dari masa depan sana. Anak panah rasa melewati kecepatan quantum cahaya mimpi" ---Gurujiwa--

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Ganjar-Erick Melesat, Prabowo-Anies Melaju, Sipapun Presidennya, Sandiaga UNO Super Menterinya, AHY Menhannya.

20 April 2023   12:37 Diperbarui: 20 April 2023   20:19 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(010030}

Pyaaaarrr !!!

Bunyi gelas kopi pecah, semua mata menengok ke Si Samin yang senyum-senyum salah tingkah, sementara Mpok Nunul matanya  mendelik sewot karena saat membawa gelas kopi panas dan alas cawik belingnya, tangan nakal pemuda ingusan yang baru bangun burungnya itu, nakal, nekat meremas bokong pemilik warung. Tapi hadirin dan hadirot peminum kopi di warung kopi tepi alas Nusantara itu tidak ada yang melihat kejadian persisnya.

Satu sisi Mpok Nunul ingin melalap kepala si Samin yang kurang ajar padanya, tapi sisi lain  ia kawatir juga kalau bapak-bapak pelanggan yang baik dan tidak nakal bisa terganggu dan mabur, minggat dari warungnya yang baru saja mulai ramai setelah sepi, sunya ruri digilas pandemi kemarin. Barru saja semua normal, normal baru, masak mau amburadull lagi. Terbetilah akal si empok yang cantik dan sexy molek, sintal tubuhnyaa, berpayudara besar sealaihim itu. "eh, Maaf Nakmas Samin Putranda Bayan desa kita , Kopinya jatuh, tumpah, mau saya ganti susu ini aja ya...?!,"tawar si cantik, satu-satunya perempuan disitu, sambil mengangsurkan buah dadanya yang super ehem-ehem itu langsung ke muka si bujang yang rindu aktualisasi kejantanannya. Ibarat Macan ia sedang menggaruk-garukkan kuku-kukunya menandai wiayah territorial. Bila ibarat kucing gandong item yang kerap mencuri pepes peda di dapur anda semua.

Kontan, seisi warung pun ketawa ngakak. Tergelak-gelak. Rupanya hidup memang isinya hanyalah canda candi semata, tipu daya, muslihat kontra muslihat lain,  perhiasan dunia, temat saling puja-puji kosong, padahal pujian sejaatinya mestinya hanya untuk 01010, Allah Wa Ja Alla.

"Kita punya masalah, apa iya Prabowo dan Anies mau saling mengalah menukar posisi. Kalau saja keduanya bisa saling merendahkan ambisi masing-masing, bisa jadi mereka jadi pasangan yang pilih tanding. Punya peluang menang, tapi ya harus siap kalah, menghormati kandidat pemenang, the next real President NKRI berikutnya,"Insya ALLAH...,"tukas Pak Bambang, pengusaha ketimun, walau cuma trader kelas kampung, buah-buahan yang sering dicuri kancil dari Pak Tani ini. Diam-diam punya cita-cita besar dan tinggi, pingin banget jadi sekretaris Jendral atau Sekretaris Umum dari Persatuan Bambang Bambang (PBB) sedunia. Wow kan?!.  

"Saya Haqul yakin sekali, bahwa Sandiaga UNO, dan AHY akan masuk Kabinet NKRI, UNO Super Menteri, AHY Menhan-NYA, siapapun Presidennya pemenang Pemilu 2024 nanti. Keduanya punya posisi istimewa di hati para pemenang pemilu nanti. Silaturahim keduanya amat baik. Hati mereka pun tegak lurus  ke langit 010. Bagi kedua panglima hati kita ini, tak ada lain, NKRI harga mati!,"tekan "Sekjend/Sekum PBB-s" tanpa tedeng aling-aling. Arogan sekali. Tapi dia memang orang yang kukuh , tegas dan tegal lurus hatinya ke langit sufi nusantara. Begitulah lagi-lagi orang terpana dengan pembiicaraan meta universal yang amat tinggi itu, padaha semua sadar, penulis juga ikut ngopi, di lovely places in the heart, jantung hati nusatara. Kafe kopi kampoeng Djiwa hati bersih dan tulus itu.

Aaw !

Aaah !

Penulis melirik tangan nakal Mpok Nunul, janda gatel itu ganti nakal balik,  memijit Burung bujang uhuy, Si Samin yang merem melek kaget keenakan. Sampai gelas susu putih yang ia pegang hendak ditenggak, goyah tumpah, bahkan menggeleundung pecah.

 Pyaaar!  

Mata Mpok nunul genit, mengerdip sebeah ke mata penulis yang rapuh dan normal tergoda, bujuk rayu dunia, setelah keliling sudut-sudut mister nusantara. Malam ini penulis memutuskan pura-pura sakit dan berusaha tidur di amben teras warung. Siapa tahu, agak malam, atau agak pagi nanti ada  kesempatan dalam kesempitan itu. He he he...

Penulis senyum-senyum sendiri membayangkan petualangan hati di kampoeng Djiwa Nusantara itu. Tapi penghadir warung kopi Mpok Nunul ini makin malam makin ramai saja. Bagaimana ada peluang cita-cita ciri itu bisa berhasil. Sedangkan peluang keberhasilan hanya nol koma, nol koma, satu saja, tapi, sebagai insan yang tergoda. Patutlah dicoba.hmmm.

Salam djiewa Kampoeng Akbarullah Nusantara tercienta !!!..

(bersambung)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun