Di bagian kuliner, juga acap ada kendala. Maksud dan tujuan destinasi kuliner halal, bukanlah berfarti seluruh kuliner yang tersaji di area tefrsebut haru hala. Sebetulnya bisa berdaampimgan dengan gerai asal ada tanda jelas yang membedakan mana kedai yang halal dan mana yang tidak halal.Â
Seperti di bali masa lalu, pengunjung sebuah tempat makan, hanya bisa membedakan yang menyediakan menu yang halal atau tida halal, hanya dengan melihat adanya tempat bunga kecil yang biasanya menjadi ajang perfsembahan umat hindu.Â
Sedang resto yang halal tidak ada tulisannya, hanya tidak ada persembahan bunga di pintu atau meja kecil depan pintu saja. Sekarang bali sudah berbeda, bebenah, tapi tetap harus disempurnakn. Label bali sudah terlanjur sebagai destinasi pulau dewata, dimana tradisi Hindu amat kiuat dan jadi ragam perikehidupan utama disekitar obeyk-obeyk wisata indah dank has disana.
Nah, mengembangkan destinasi halal, memerlukan ketepatan rencana, sosialisasi yang cukup serta menejemen isu halal yang perlu kreatifitas yang tinggi. Kadang dua destinasi yang memiliki pesona alam yang mirip dan nyaris identik pun tidak bisa disamakan begitu saja dalam pengebangan jenis wisata yang dikembangkan.Â
Misalkan Pulau Bali dan Lombok, peona keindahan pantainya, tetumbuhan yang ada, terawatnya habitat hewan dan hutan-hutan tertentu. Sebenarnya menjanjikan kedua tempat yang berdekatan ini , bisa dikembangkan dua destinasi laris dan hebat. Diharapka dua pulau yang lumayan dekat ini bisa berkembang pesat. Ada cetak biru di masa lalu yang mencoba mengungkit destinasi Lombok dikembangkan mengacu pada model yang berkembang di bali.
Wisatawan bekas buka baju di pantai mana saja, minuman beralkohol diperdagangkan bebas, serfta perilaku bebas yang tidak menutup aurat ini, tentu membuat risaih para turus halal. Kemudian penduduk Lombok yangcdominan muslim pun tdiak seterbuka penduduk Bali dalam hal kaidah dan perikehidupan berbusana, makan minum, bahkan sekkedar kehadiran hewan 'lucu' seperti anjing yang bebas berkeliaran saja, akan menimbulkan banyak dampak tidak nyaman bagi tamu muslim ini.
Maka sebelum pengembangan destinasi super prioritas , Lombok di masalalu sempat dikembang dengan pednekatan yang salah kaprah. Program tefahir, cukup banyak perubahan, u tuk mengejar laju tamu di Bali. Lombnok dilengkapi dengan bebrbagai event olahraga dunia, seperti balap motor superbike, lari marathon level dunia, sepeda dan banyak cabang popular lainnya. Terobosan ini tentu menjadi keunggulan tersendiri bagi Lombi.
Sayangnya pengembangan kreasi baru ini, tidak juga mengembangkan wisata halal yang ramah bagi pengunjung atau keluarga muslim.
Tapi masih ada waktu untuk berbenah, kita tinggu dan lihat semoga pemangku hajat di pariweisata Lombok bisa bersinerji dengan program Kemenparekraf untuk memajukan wisata halal, dan menjadi lokomotif penarik gerbang pariwisata nasional dan internasional dialam melayani kebuutuhan jalan-jalan turis muslim yang haus destinasi yang siap mrnjadi rumah kedau mereka. Bila Bali menjadi idola dan mahkota pariwisata Indonesia di mata dunia internasional, bukan tidak mungkin di masa depan, Lombok bisa menjadi destinasi idolaturis muslim yang rindu kawasan hala yang eksotis seperti Lomboj ini. Semoga ! Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H