setiap bertandang di terasmuÂ
selalu teh atau kopi hangat menyergap dinginnya malamÂ
di kerongkongan batin haus percakapan berisi
soal etika lalu
misalnya kenapa teh panas mesti disajikan dengan alas tatakan cawiknya
karena dahulu rempah teh mahal
juga gula begitu bernilai
maka dari gelas panas
dituanglah sedikit demi sedikit
ke alas cawan
ditunggu dingin
ditiup tiup lembut
sepenuh rasa
sampai jadi hangat
barulah diminum seteguk demi seteguk bikin sehat batin yang mabuk tetirah
sedangkan gelas utama boleh diminum siapa saja
berbagi dalam upacara minum teh
penuh penghormatan kesantunan
akan tata krama menghargai kerja petani teh
petani tebu
pada segelas teh pun
banyak pelajaran menyederhanakan hidup komplek jadi sederhana
berkat pola laku
pola pikir
batin yang mengendap
andai saja dari setiap gelas teh menetes saripati kearifan leluhur dulu
di kening cawan cawan gaya
kafe kekinian
mungkin generasi milenial
bisa belajar kesantunan global
dari tata krama nenek moyang penikmat teh tiga pucuk kualitas kelas satu
yang membuat para penjelajah dunia dahulu ketagihan mengembara,
bukan sekedar mengejar rempah teh terbaik tapi juga pembuktian ambisi petualang lautan terberani
dimasanya
pada segelas teh beralas cawik beling
mari berkaca akan masa lalu
pada setiap seruputan berarti
setiap hirupan nafas teh
pada hidup yang berkelas
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H