Mohon tunggu...
gurujiwa NUSANTARA
gurujiwa NUSANTARA Mohon Tunggu... Konsultan - pembawa sebaik baik kabar (gurujiwa508@gmail.com) (Instagram :@gurujiwa) (Twitter : @gurujiwa) (Facebook: @gurujiwa))

"Sebagai Pemanah Waktu kubidik jantung masa lalu dengan kegembiraan meluap dari masa depan sana. Anak panah rasa melewati kecepatan quantum cahaya mimpi" ---Gurujiwa--

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sebelum Bumi Sekarat, Ayo Wariskan Akal Sehat

21 Oktober 2021   22:37 Diperbarui: 21 Oktober 2021   23:02 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kiamat bukan jauh dari luar sana
Ia ada diujung mata
Di ujung jempol
Di ujung logika pikiran waras
Di semua lini kemajuan budaya hidup yang kita reguk foya foya
Hingga mabuk gas metana
Bumi diselubungi selimut kaca
Panas tak terkira

Ada bayangan hantu bahaya Mengancam semua
Bukan karena konspirasi virus pandemi, justru akibat terjangkit wabah penyakit misterius tak terlawan
Tubuh paling kuat sekali pun,
Yang mikroba pembawanya bangkit setelah ribuan tahun membeku di lapisan es yang mencair tiba
Tiba
Karena pemanasan global,
Efek rumah kaca
Semua gagal menjaga suhu rata rata
Per tahun dibawah dua derajat celcius.

Inilah momentum tantangan terbesar bagi peradaban manusia
Apakah kita bisa menghindar dari ancaman kiamat sengatan panas
Spontan
Seketika  ?

Maka
Sederhana kan hidupmu,
Bersepedalah
Kurangi pemakaian kendaraan bermotor pribadimu,
Naiklah bis umum
Kereta
Hemat enerji fosilmu

Matikan listrik saat tak perlu
Kurangi pemakaian pendingin ruang
Hemat
Makan secukupnya
Agar daur ulang alami mengalir

Agar  skenario kelam
Proyeksi kenaikan gas rumah kaca tertinggi  di tahun 2030---2040-an,
Tidak melenyapkan keragaman  penghuni hutan tropis

Gelombang panas laut  tropis  pun
Mulai memutihkan terumbu karang,
Suhu laut katulistiwa memanas
Ikan ikan berteduh
Kearah laut dingin kutuh selatan
Kutub utara,
Ikan pun langka di pulau tropis
Nelayan menangis
Gigit jari
Gagal berburu hasil
Gagal menghidupi anak istri

Binatang dengan siklus pendek
Bisa cepat beradaptasi
Tapi burung
mamalia
yang hidup lebih lama
bisa gagal melaluinya
 Hanya beberapa generasi yang dapat menyesuaikan diri sebelum terjadi kepunahan

Saat sudah terjadi kenaikan suhu
Sirnalah spesies terapuh berevolusi
Beradaptasi,
Termasuk kita manusia

Saat hati gamang melewat normal baru
Kita lewati puing puing keterpurukan
Tatanan sosial ekonomi,
Akibat badai pandemi global
Statistik laju peradaban
Runtuh
Hanya dalam hitungan bulan
Tak ada negara
Tak terdampak,
Semua mengalami multi krisis
Tak berjeda

Waspada lah
Buka mata batinmu,
Bila kita tak siaga
Ancaman pemanasan global
Sungguh nyata
akan memangkas sejarah panjang keunggulan ras manusia
Akan kalah sebagai benalu pecundang
di depan mata

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun