puisi ini saat telanjang
Tanpa benang
Tanpa takut takut
Menyelam  dalam coklat air sungai Cisadane yang dasarnya berbatu besar
Tebingnya tanah merah berumput hijau
Segar air yang menyiram tubuh
Membasuh kepala
Meresapkan kesegaran intijati
Tubuh sungai yang penuh enerji,
Badan yang luruh
Lelah
Setelah 110 kilometer berkendara
Menjauhi sumber kecewa
Mengasapi letupan bisul amarah,
Begitu tenggelam pasrah total
Melupakan segala guncangan rasa semua akan kasunyatan cuaca dunia yang menipu,
Disini langsung segar
Buat
Seperti baru dilahirkan dari rahim bumi yang menyejukkan
Disini
Dalam ketelanjangan paripurna
Aku dilahirkan kembali
Tidak lebih muda
Tidak semakin matang
Tidak,
Hanya ruh baru yang menitis
Notos
Netes
Di raga yang sempat payah
Kalah
Goyah
Digoda frekwensi kacau paradigma
Normal baru
Yang kuno
Klasik sebenarnya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H