Mohon tunggu...
gurujiwa NUSANTARA
gurujiwa NUSANTARA Mohon Tunggu... Konsultan - pembawa sebaik baik kabar (gurujiwa508@gmail.com) (Instagram :@gurujiwa) (Twitter : @gurujiwa) (Facebook: @gurujiwa))

"Sebagai Pemanah Waktu kubidik jantung masa lalu dengan kegembiraan meluap dari masa depan sana. Anak panah rasa melewati kecepatan quantum cahaya mimpi" ---Gurujiwa--

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Peta Suci Semesta Ada Diujung Lidahmu, Nduk...

29 Mei 2021   22:08 Diperbarui: 30 Mei 2021   02:33 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti  dengung lebah penari
Ayat ayat suci lembut
Indah mengalir
Dari mulutmu
Nduk santri
Cah ayu

Dengan mata tertutup eye pad
Videocall dengan pengasuhmu
Canggih pondok terkini
Memintas sekat pandemi
Ber-juz hafalan
Bisa disetorkan langsung
Berjarak 666 km,
Terkesima
Melihat
Bertumpuk bukit
Syair suci
Berabad lalu
Bisa meluncur damai
Dari lidah licinmu
Wahyu Tuhan
Bisa meluncur teduh
Layaknya pesilancar
Gaya bebas meniti ombak jari
Ombak satu-dua-tiga
Dinding tsunami mental pun
Mampu kau lewati
Nduk
Sulung santri
Kesayangan Ramamu

(Teringat masa
Masa menghafal berlembar dialog
Monolog drama
Untuk satu lembar saja
Perlu waktu berbulan
24 jam menghafal
Layaknya orang gila
Kerasukan mantera !)

Ruh ayat ayat kalam ilahi
Ambyar
Layaknya hujan deras
Membasahi dahaga kami
Orang tuamu
Yang melata dibumi
Tanpa peta
GPS palsu
Acap salah arah
Terkesima oase
Fatamorgana
Goda dunia

Setiap huruf
Setiap tekanan nada
Setiap enerji dari ruh huruf hijaiyah
Yang kau setorkan
Pada ustadzah pembimbing
Jarak jauhmu
Di pondok damai sana,
Sejatinya engkau memendekkan
Bentang langit - bumi
Jarak tahun cahaya semesta gubuk kita
Dengan semesta luas
Rumah Tuhan
Yang bergerak dari nihil
Menuju akhir

Saat semua benda langit
Saling menggravitasi
Mengorbit
Bergerak seri
Paralel
Seperti lepas kendali
Tapi semua tertata dalam lintasannya

Tahukah kamu
Nduk santri sulungku
Dengungmu
Dengung para penghafal kitab suci Quran
Jadi pandu benda benda langit
Langsir
Melintir
Menghidupkan setiap atom
Yang hidup di benda hidup
Di langit jauh sana
Di dalam inti bumi
Didalam batinmu
Ramamu
Biyungmu
Dan semesta batin kami
Yang gemetar
Berhadapan dengan pandemi global

Yaitu : LUPA DIRI!

Setiap ayat-surat-juz yang tertanam di ribuan syaraf memorimu, menuntun semesta batin kembali mengingat jalan pergi dan jalan pulang, pergi berlumur lumpur, pulang bersih suci tanpa noda.

Setiap lantunan nada ayat suci yang kau lepas bebas, mengisi ether, jadi rambatan setiap upaya kebaikan menemukan tautan jalinan kebaikan lain. Bila kejahatan memendungkan langit cerah. Nada kuno klasik yang kau baca, kalian hafalkan wahai santri seisi jagad, membuat huian ekstrem langsung berhenti, langit langsung cerah. Lalu terbitlah sembilan matahari kesadaran disana

Ngajimu bagus
Lafalmu indah
Hafalanmu luarbiasa
Melampaui Ramamu
Yang bebal menghafal naskah drama kehidupan
Lanjutkan sepenuh hatimu
Jangan pernah menyerah

Sedikit sakit
Tangan kaki memerah
Menahan pedih
Luka
Dalam perjuangan
Menjadi penghafal Quran
Adalah godaan dunia biasa
Engkau Nduk
Dan kawan kawan calon Hafidzoh
Akan membuat langit bergetar
Runtuh terharu
Mengikuti perjuangan iklasmu
Menjadi pelayan kitab suci
Penjaga moral semesta kebenaran

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun