Mohon tunggu...
gurujiwa NUSANTARA
gurujiwa NUSANTARA Mohon Tunggu... Konsultan - pembawa sebaik baik kabar (gurujiwa508@gmail.com) (Instagram :@gurujiwa) (Twitter : @gurujiwa) (Facebook: @gurujiwa))

"Sebagai Pemanah Waktu kubidik jantung masa lalu dengan kegembiraan meluap dari masa depan sana. Anak panah rasa melewati kecepatan quantum cahaya mimpi" ---Gurujiwa--

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Saat ke Borobudur, Aku Masuk Gerbang Candi, tapi Tersesat Zaman, Aduh! (1-3-Tamat)

19 Mei 2021   11:52 Diperbarui: 19 Mei 2021   12:03 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahadaya cahaya Borobudur Silam (gogootour.com) 

 Padahal hal ini termasuk tabu, mengambil barang keramat. Bisa jadi ada kesialan,  kemalangan,  atau bahkan kutukan dari benda masa lalu. Seharusnya aku peka dan bisa. Menghindari hal konyol. Tabu yang tak perlu kulanggar begini.

Aku lupa,  dilanda euphoria,  sebagai biker pengelana keliling jawa sendiri,  juga lantaran terburu -buru bermaksud mengejar matahari terbenam di atas stupa candi utama. Saat aku berjalan bergegas, saat itulah pelan-pelan kusadari ada sasmita pratanda yang berbeda dari perjalananku kali ini. Semestinyankau lebih waspada.

***

Bila tadi situasi sekitat candi teramat sepi.  Mendadak sekitar jadi ramai dan hingar bingar. Banyak orang orang mengenakan ikat kepala putijh baju celana putih dari bahan berbulu dililitkan,  banyak yang telanjang dada, telanjang kaki,  kaki dan tangan mereka kuat-kuat. Bahkan kaum perempuan hanya mengenakan kain jarit putih atau hitam berbulu saja. Banyak yang berrkebaya,  tapi yang muda - muda bertelanjang dada. 

Spontan aku tercekat dengan pemandangan indah tak terduga yang mengundang syahwat pendatang musafir sepertiku.

Sungguh dalam hidup,  aku belum pernah melihat pemandangan seindah,  sealami ini. Perempuan-perempuan berambut panjang terurai sampai pinggang Ada yang Sampai menyentuh dengkul bahkan.  Tidal ada yang berambut pendek, semuanya elok,  dihiasi bunga kamboja Di telinga, ada titik beras Di Pusat kening. Kulitnya hitam manis,  Dan kuning langsat . 

Sebagai lajang diusia kulminasi dahaga syahwati,  melihat parade payudara bebas menggantung,  lalu lalang di depan mata, tanpa malu. Bahkan beberapa dari gadis manis itu menyungging senyum, melempar lirikan penuh arti. Semua Terasa seperti peluru menghujam. 


Ah,  bisa jadi aku akan ketemu jodoh dengan. Payudara dan rambut panjang terindah disini, harapku tulus.

 Mereka sibuk hilir mudik menuju rumahnya,  sambil membawa jun,  keramik jambangan besar tempat air yang diikat ke punggung dengan kain selendang. Air itu buat persediaan Di rumah rupanya.

Sebagian orang - orang itu tergesa. Menuju rumah. Sementara yang sudah rapi,  mandi, segera bergegas menuju tengah arena. Disitu ada pusat pelataran besar yang luas.  Ada tempat yang ditinggikan beberapa pertapa bersila melingkar menghadap pusat lingkaran.

 Bajunya hitam dan putih dengan ikat kepala yang ditalikan dengan gaya yang sudah amat jarang kulihat. Cara. Mengikat rambut.dan kepala amat berbeda dengan jaman kini. Unik dan khas sekali, entah dari jaman keberapa ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun