Mohon tunggu...
gurujiwa NUSANTARA
gurujiwa NUSANTARA Mohon Tunggu... Konsultan - pembawa sebaik baik kabar (gurujiwa508@gmail.com) (Instagram :@gurujiwa) (Twitter : @gurujiwa) (Facebook: @gurujiwa))

"Sebagai Pemanah Waktu kubidik jantung masa lalu dengan kegembiraan meluap dari masa depan sana. Anak panah rasa melewati kecepatan quantum cahaya mimpi" ---Gurujiwa--

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

SOS! Minta Saranmu, Simbokku Ngambek, Aku Tak Mudik?! (05)

14 Mei 2021   22:54 Diperbarui: 14 Mei 2021   23:52 738
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Allahu Akbar Allahu Akbar
La illahaillahu allahu akbar
Allahu akbar walillahilham
....
Terus saja
Takbir dan tahmid berkumandang memenuhi layar pagi,  ied raya yang bergandeng dengan peringatam Kenaikan Isa Al. masih. Sungguh syahdu  Karena mash diijinkan sholat Ied  berjamaah Di. Masjid dan lapangan meski dengan prosedur ketat. Total. Memakai. Masker,  menjaga Jara membawa sajadah sendiri. Mash ditambah,  disarankan ambil. Air wudlu-nya di rumah, agar tidak saling menyebarkan virus pandemi global. Indih juga syahdu.

Sesaat sempat larut dalam raya yang sendu, bersama anak dan istri tersayang, dalam bekapan dingin dan sendu ditinggalkan ramadan suci yang sebulan penuh bersamanya. Lidah,  perut,  otak dan kalbu dibersihkaN,   dirawat secara nir logika,  penuh enerji spiritual keilahian.

           ***
              Baca juga artikelku :
                 Viedo untuk ramadan lebaran /
                      Ini petualangan kojimaku
                        Mana petualanganmu ?
            ***

Jujur seminggu terakhir,  aku sulit tidur malam. Walau sudha lelah beezikir,  mengaji dan itikaf.  Meski hati. Semakib dekat pada sang pencipya tapioca pikiran kamikaze sedangbdiuji,  Karena Simbok。yang sepuh, sendirian di kampung. Meski logistik dapur dan kue juga sedekah buat anak yatim,  dhuafa lebih dari cukup. Apalah arti semua itu,  bila tak ada kehadiran, satu pin dsei anak lelakinya. Lebih-lebih tak ada aku,  bungsu kesauanhan Ibu.

Sudah berbagai cara. Kami lakukan. Untuk kebaikan ibu. Tapi semua trik dan teik yang disarankan pembaca yang peduli  take Ada yang mempan kepada Ibu. Mulia Dari mengirim yang kontan,  lie terenak,  sahabat terbaik, Sampai perawat  yang cantik-sabar-baik. Hati,  tak ada yang mempan membujuk agar ngambeknya Simbok mereda. Super bingung aku?!.

Akhirnya semua kupasrahkan saja,  kepada ilahi,  kepads yang maha pencipta raya. Biarlah ibu,  Beliau yang urus,  ketika sampao di titk itu,  barulah aku bisa tertidur sekejap semalam.  Bahkan dalam tidur pun,  Simbok sempat datang ke kamarku. langsung datang ke kamarku, membuka pintu Tampa mengetuk pintu lagi. Brak! .

"Kalau mamu tak ada usaha pulang mudik,  biar Simbok yang datang kerumah anak-anakku satu persatu , Bangun! ," kali ini simbok datang,  tak memakai kebaya kesayangannha,  Simbok justru datang pakai jaket tentara gagah hadiah dari kakak pertamaku. Wow banget kan ?. Namanya juga mimpi.

Sontak. aku terbangun,  nyaris kesiangan sholat Ied. untung dibangunkan Simbok dari jauh. Setelah kotbah sholat,  aku pulang dan sempat makan ketupat dengan santai bersama istri,  Nemo dan Popi anak kedua dan ketigaku. Bersyukur, kami bisa utuh bersatu,  dalam kepungan pandemi yang dasyat begini.

Aku teringat pada anak pertamaku Jiwa,  yang tidak pulanh,  mondok, berjuang menjadi hafidzoh, penghafal quran setahun terakhir Dan tidak diijinkan pulang selama setahun pertamanya belajar di pondok. Semoga Mbak santri Jiwa-ku bahagia Di pondok Hafidz lebaran ini.

Baru saja membatin. Viedocall-ku berbunyi,  kuangkat,  disitu wajah  si Sulung Jiwa Dan Simbok sedang berpelukan Mesra,  bahagia bersama . Simbok hanya terkekeh tanpa. Kata,  lalu kami pun saling bermaafan lewat Hape.

Akhirnya aku tahu,  Simbok datang menemui Kyai di Pondok Pesantren Hafisz Quran sulungku,  lalu melodi,  minta izin pulang membawa sulungku. Karena alasan simbol. Masuk akal dan disampikan dengan lemah lembut tapi tak bisa ditawar. Lengkapkan raya Simbok.Meski tanpa satupun dari kelima anaknya. Simbok cukup bahagia ditemani satu cucu kesayangannya. Sempurna. Alhamdulillah.

Selamat hari raya. Mohon maaf lahir batin bagi semua ibu dimanaoaum,  yang anaknya tak bisa mudik,  lebaran ini,  maafkan anak-anakmj. Maafkan pak Jokowi,  Maafkan Pak Ganjar, Pak. Ridwan Kamil,  Pak Wahidin,  dan ibu Khofififa,h , Gubernur dan aparat pelaksana penyekatan mudik di lapangan yang menahan bumi jawa dan Indonesia ini,  bebas tsunami pandemik.  Bravo! selamat bekerja!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun