Bila puasa sebulan di Ramadan terasa berat juga sulit
Apalagi di jaman Nabi Nabi sebelum muhammad, mereka bersulit diri, menderita demi umat ilahi.. berkaca dari peristiwa kekinian, ambrolnya warung kayu diatas selokan, di kawasan Juana, Pati. .Jateng, baru baru ijni, menunjukkan bahwa puasa masih menjadi beban sebaga sebagai ibadah yang berat. Bayangkan saja, enam pemuda, berdesakan  di warung yang tertutup, demi bisa makan di siang hari. Tapa diketahui banyak orang. Lalu dua puluh temannya menyusul, sampai lantai kayunya jebol, dan semua masuk ledokan selokan yang kotor.
Hanya menahan satu hari saja berat. Apalagi, sampai puasa selama setahun tak putus, seperti yang dilakukan. Padahal  dalam riwayat lainnya, Abu Qatadah dari Zaid bin Rabah Abu Faras, mendengar Abdullah bin Amr berkata, "Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Nuh berpuasa satu tahun penuh, kecuali hari Idul Fitri dan Idul Adha. Daud berpuasa setengah tahun. Ibrahim berpuasa tiga hari setiap bulan, berpuasa satu tahun dan berbuka.
Kisah para Nabi sebelum Nabi muhammad SAW, sungguh amat heroik dan teruji dalam hal melayani dan menjalankan perintah sang maha pencipta untuk berpuasa. Berpuasa sepanjang tahun, seperti yang dijalankan Nabi Nuh, sungguh tidak mudah dan penuh perjuangan. Tak berjeda, terus menahan lapar dan haus selama matahari terbit di terik padang pasir jazirah Timur Tengah.
Demikian juga yang dijalankan Nabi Daud, sampai berpuasa rutin, berselang satu hari puasa dan satu hari lainnya tidak berpuasa. Sehingga dalam bilangan tahun, setengah tahun, Nabi yang bisa bercakap czkap dengan burung dan semut, sangat tekun dan patuh menjalani ibadah perintah Tuhan ini. Terlebih, ketika anaknya sakit keras, Nabi Daud berpuasa selama tujuh hari tiada putus. Memohon kesembuhan bagi putranya. Lalu ketika akhirnya sang putra kesayangan meninggal, ay0ah yang berduka itu, terus melanjutkan puasa, tiada putus dalam hidupnya.
Bagaimana dengan Nabi yang lain ?
Nabi Ibrahim AS, juga terkenal dengan kegemarannya berpuasa, terutama pada saat hendak menerima wahyu dari Allah. Kumpulan wahyu itu kemudian dijadikan satu yakni suhuf Ibrahim. Puasa yang menurut agama Ibrahim dilaksanakan pula oleh Nabi Ismail AS, putra beliau. Begitu pula, puasa Nabi Ibrahim AS diikuti oleh Nabi Ishaq, putra beliau dari pernikahannya dengan Sarah.
Leluhur Bani Israil, Nabi Ya'qub AS, terkenal sebagai orang tua dan rasul yang gemar berpuasa, terutama untuk keselamatan putra-putranya. Sementara, Nabi Yusuf AS berpuasa ketika berada dalam penjara bersama para terhukum lainnya. Kebiasaan berpuasa ini juga beliau terapkan ketika menjadi seorang pembesar Mesir, yakni sebagai menteri perekonomian negeri tersebut. "Karena aku khawatir apabila aku kenyang, nanti aku akan melupakan perut fakir miskin," ujar Nabi Yusuf.
Adapun Nabi Yunus AS berpuasa dari makan dan minum saat berada dalam perut ikan besar selama beberapa hari. Kemudian, beliau berbuka puasa setelah dimuntahkan dari dalam perut ikan itu. Untuk berbuka, dikisahkan, beliau memakan buah semacam labu yang Allah tumbuhkan untuknya di tepi pantai.
Nabi Ayub AS berpuasa pada waktu hidup dalam serba kekurang Nabi Ibrahim AS, juga terkenal dengan kegemarannya berpuasa, terutama pada saat hendak menerima wahyu dari Allah. Kumpulan wahyu itu kemudian dijadikan satu yakni suhuf Ibrahim. Puasa yang menurut agama Ibrahim dilaksanakan pula oleh Nabi Ismail AS, putra beliau. Begitu pula, puasa Nabi Ibrahim AS diikuti oleh Nabi Ishaq, putra beliau dari pernikahannya dengan Sarah.
Leluhur Bani Israil, Nabi Ya'qub AS, terkenal sebagai orang tua dan rasul yang gemar berpuasa, terutama untuk keselamatan putra-putranya. Sementara, Nabi Yusuf AS berpuasa ketika berada dalam penjara bersama para terhukum lainnya. Kebiasaan berpuasa ini juga beliau terapkan ketika menjadi seorang pembesar Mesir, yakni sebagai menteri perekonomian negeri tersebut. "Karena aku khawatir apabila aku kenyang, nanti aku akan melupakan perut fakir miskin," ujar Nabi Yusuf.
Nabi Ayub AS berpuasa pada waktu hidup dalam serba kekurangan dan menderita penyakit selama bertahun-tahun, sampai akhirnya lepas dari cobaan itu. Nabi Syuaib terkenal kesalehannya dan sebagai orang tua yang banyak melakukan puasa dalam rangka bertakwa kepada Allah, di samping dalam rangka hidup sederhana dan untuk kelestarian generasi sesudahnya.
Nabi Musa AS berpuasa selama 40 hari 40 malam dalam persiapan menerima wahyu dari Allah diBukit Sinai. Hal yang sama juga dilakukan oleh Nabi Ilyas ketika akan pergi ke Gunung Horeb untuk menerima wahyu dari Allah. Sedangkan, Nabi Isa mulai berpuasa ketika mulai tampil di muka umum untuk menyatakan dirinya sebagai rasul.
Demikian mari jalani puasa Ramadan ini dengan penuh ketaatan, keiklasan, serta kepatuhan yang sungguh kepada Allah SWT. Betapapun umat Nabi Muhammad SAW adalah umat yang beruntung karena hanya diberi kewajiban puasa hanya satu bulan saja, di hulan Ramadan saja. Tidak seperti umat umat sebelumnya, yang kewajiban puasanya tidak berbatas.
Semoga suritauladan para Nabi besar pembuka jalan yang jgagah, tangguh, dan tahan uji melewati ujian puasa, bisa melahirkan sikap sikap mulia, serta dijauhkan dari kisah viral warung ambrol diatas. Mari kita berpuasa sebagai umat unggulan, pemenang jaman
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H