Mohon tunggu...
gurujiwa NUSANTARA
gurujiwa NUSANTARA Mohon Tunggu... Konsultan - pembawa sebaik baik kabar (gurujiwa508@gmail.com) (Instagram :@gurujiwa) (Twitter : @gurujiwa) (Facebook: @gurujiwa))

"Sebagai Pemanah Waktu kubidik jantung masa lalu dengan kegembiraan meluap dari masa depan sana. Anak panah rasa melewati kecepatan quantum cahaya mimpi" ---Gurujiwa--

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sajak Setengah Iris Bola Tenis warisan RPD

30 April 2021   13:50 Diperbarui: 30 April 2021   18:15 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tahlilan hari ke tujuh  bersama istri RPD tengah,  bakda subuh menyambut matahari semangat baru (foto Fajar Irawan) 

Setengah iris bola tenis hijau hitam

Yang kau tinggal di rumah duniamu
Saat kau pulang ke pendopo ageng
 hingga 7 hari 7.malam
Tak kunjung kembali
Bikin hati kami gemetar diremas remas

Apakah bahagia jadi tilam suci
Di tempat tidurmu
Yang diterangi nur hangat semesta
Apakah pikiranmu berkecamuk
Berlintasan memori akan memori fana disini

Setengah iris bola tenis hijau hitam
Yang kau tinggalkan di teras rumah
Adalah wasiat tanpa kata
Adalah jimat tanpa mantera,
Sebab tak ada secuil emas
Berlian
Uranium berharga di titik terbang tinggimu

Yang ada cuma buku buku tua
Pamflet pentas terakhir
Lukisan aneka aura wajahmu
Yang menyembunyikan bola mata
Hitam misteri,
Semua menatap tajam
Memyayat kepada jiwa jiwa rapuh
Dan tak setia

Setengah iris bola. Kasti hitam hijau
Yang selalu kau remas remas
Menghilangkan kebas
Dan tegang otot lengan
Saat cuci darah
Berjam jam
Dalam dekade hidupmu

Setengah iris bola kasti hijau hitam
Kau tinggalkan buat kami
Apakah setengah sisa bolanya
Kau bawa
Lalu kau remas bahagia
Lepas siksa nyeri,
Sama bidadari surga
Bertampang cihuy
Berbodi model profesional disana

Kenapa yang kau tinggalkan
Cuma seiris,
Bila pisau pikir
Pembelah sukma
Begitu tajam
Begitu mengancam keselamatan batin
Tapi penuh cinta welas asih

Setengah iris bola kasti hijau hitam
Ditangan kami
Setengah iris sisanya
Kau taruh jadi  tetikus pembuka portal
dimensi rahasia
Dimana kewarasan
Imajinasi
Dan momentum maha daya logika
Acap beku
Kaku
Taat peta jalan kuno,
Inilah waktunya
Meremas remas setengah iris bola nurani
Tersisa

(Rest in Peace Radhar Panca Dahana,  kakak-sahabat-lawan-guru-teladan nalar dan cakrawala keluasan kebahagiaan)

Tahlilan hari ke tujuh  bersama istri RPD tengah,  bakda subuh menyambut matahari semangat baru (foto Fajar Irawan) 
Tahlilan hari ke tujuh  bersama istri RPD tengah,  bakda subuh menyambut matahari semangat baru (foto Fajar Irawan) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun