Mohon tunggu...
gurujiwa NUSANTARA
gurujiwa NUSANTARA Mohon Tunggu... Konsultan - pembawa sebaik baik kabar (gurujiwa508@gmail.com) (Instagram :@gurujiwa) (Twitter : @gurujiwa) (Facebook: @gurujiwa))

"Sebagai Pemanah Waktu kubidik jantung masa lalu dengan kegembiraan meluap dari masa depan sana. Anak panah rasa melewati kecepatan quantum cahaya mimpi" ---Gurujiwa--

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sajak Pacar Ketiga Belas

26 Maret 2021   22:04 Diperbarui: 26 Maret 2021   22:06 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah mencari jejak tebalmu
Melalui buku kuning telefon
Berminggu bulan
Di dekat keraton
Kutemui binar matamu
Masih menyimpan obor
Obor bambu penerang jiwa
Di hutan larangan,
Kusadari
Mata hatiku
Memijar karena
Ketulusan rasa
Yang kau simpan
Diam diam

Kau berduka
Ibumu berpulang
Belum genap 40 hari

Kita bertemu
Saling mendekat
Tersengat
Seperti magnet sejati
Rindu bertemu kutub bumi hati

Semakin jauh berjarak
Semakin rumit rindu
Membebat
Semakin dekat
Semakin memikat

Tiba tiba
Kita merindukan kursi pelaminan
Sah membalas waktu
Mengobati luka mengangaku
Karena pernah setia
Pernah percaya
Pada lurusnya perjalanan cinta
Sampai pedang takdir
Menyobek
Menyayat

Kamu yakin?  
Tanyaku ragu
Kau mengangguk keras
Diamtara ayunan wangi
Ikal rambut mayangmu,
Empat ratus persen yakin
Jawabmu,
Senyum dikulum
Penuh arti

Sejak itu
Kita percaya
Bahwa cakrawala imdah asmara
Akan jadi milik kita selamanya

Tapi hasrat muda
Membawa ragaku keliling nusantara,
Lalu janji manis
Jadi tipis
Jadi susah sinyal
Hilang ditelan tualang pulau
Pulau terluar
Gerbang depan
Negeri ini

Aku mendapatkam segalanya
Enerji
Api semangat
Mitos legenda
Kekayaan pelosok negeri
Kaya juga aura jati kegaibannya
Tapi,  aku kehilangan kamu

Tiba tiba
Cinta kita
Janji kita
Gaib
Ditelan euphoria
Petualang amatir

Maafkan daku
Sayang kita tak bisa kembali
Ke momen mukijizat asa murni
Yang tak bisa dibeli
Dengan apapun itu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun