Mohon tunggu...
gurujiwa NUSANTARA
gurujiwa NUSANTARA Mohon Tunggu... Konsultan - pembawa sebaik baik kabar (gurujiwa508@gmail.com) (Instagram :@gurujiwa) (Twitter : @gurujiwa) (Facebook: @gurujiwa))

"Sebagai Pemanah Waktu kubidik jantung masa lalu dengan kegembiraan meluap dari masa depan sana. Anak panah rasa melewati kecepatan quantum cahaya mimpi" ---Gurujiwa--

Selanjutnya

Tutup

Raket

"Ngopi" Bareng Presiden BWF, Poul Erik Hoyer Larsen

20 Maret 2021   00:45 Diperbarui: 20 Maret 2021   07:56 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(pxhere/Canon EOS 5D Mark)

Hmmm,
Mari sruput lagi
Saya tambah kopinya
Ini porselennya antik dari tiongkok
Ya,  negeri tempat lahir
Pebulu tangkis handal dunia juga

Oya
Dengar
Dengar
Dulu waktu jadi lemain
Anda kalah dari Hermawan Susanto
Lalu Joko Supriyanto
Sehingga anda dapat banyak. Tropi dunia
 Kecuali all england,
Saya tidak percaya
Non sens,
Masak dendam saat muda
Bisa terbawa sampai
Anda jadi presiden dunia bulutangkis
Dua periode
Lalu menghalangi
Langkah kami,
Atau membiarkan pihak. Lain
Menyabot jantung hati
Pemain pujaan negeri kami

Tuan Larsen
Ini ada umbi cilmembu bakar
Ada rasa manis
Dan bermadu
Nikmati dulu
Sejatinya kita ngopi santai
Upacara ngopi seperti ini
Istimewa,
Kopi gayo ini yang membuat pejuang aceh
Melek siaga
Menolak dijajah
Dari negeri maju manapun

Dulu
Kini
Dan nanti

Saat kita ngopi berdua
Sambil menikmati pemandangan eloknya
Kontur bumi parahyangan

Aku mau bilang
Aku tidak percaya desas desus
Yang membuatmu terlihat pilon
Abai
Dan tak memiliki kebijaksanaan agung
Layaknyanorang nomor satu di dunia bulu tangkis
Aku yakin
Di malam malam swpi
Engkau aoan teringat
Percakapan ngawur kita
Sambil ngopi enak ini
Poul..
Eh maaf,  Bro Larsen

Oke lanjutkan tugasmu
Lakukan yang terbaik
Beri keadilan
Bagi semua peserta
Dari belahan dunia manapun
Termasuk dari negeri kami

Omong kosong dengan desas desus itu
Ayo habiskan kopimu Tuan
Kalau cairan hitamnya habis
Ampasnya pun
Bila kau mampu menelannya
Akan merubah kenangan pahit ini
Jadi manis
Siapa tahu

Sruput lagi
Semoga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun