Bertemu
Setelah gemetar merindu
Dipanah waktu,
Sungguh sesuatu
Pada hijau pakcoy segar
Yang tumbuh di pralon abu abu
Cairan sirkulasi hidroponik,
 Ragu kita simpan
Jadi rabuk janji
Tak terucap
Tapi terjadi
Di kesegaran taman kota
Kita ketemu
Kembali
Menuai wangi aroma
Angin pematang sawah desa
Betapa mungkin
Kau tahan
Hasrat mudik
Bertani
Mengemburkan
Menyuburkan tanah alami
Tanpa listrik
Tanpa plastik
Betapa rindu pada bumi murni
Tanpa kosmetik jaman
Begitu panah tajam modernisasi
Melaju dipentang gendewa tehnologi
Ada rasa hilang
Dalam kerjapaan inti batin
Tetap berkelana jauh merambah rantau
Atau eling segera pulang
Ke sepetak bumi subur jati diri
Sebelum hutan beton ambisi meraja
Mencengkeram punah akar tunjang watak
asli petani alamiahmu
Tak kau dengar
Kampung sawah hijaumu
Memanggil ragamu
Mandi keringat bumi gembur subur?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H